Sabtu, 07 Juli 2012

Rapor AS Roma 2011/2012 (Part II)


Midfielder :

Daniele De Rossi (6,5)
Entah apa rasanya menjadi Daniele De Rossi musim ini. Kadang bersama Fernando Gago bahu membahu menjadi Anchor Man bagi lini tengah Il Lupi, namun ketika bek Roma krisis, posisi baru pun ia perankan. Central Defender. Sangat wow melihat penampilannya menjadi bek tengah musim ini, namun perannya manjadi jendral lapangan tengah AS Roma musim ini kurang terasa. Entah karena harus berbagi posisi dengan Gago atau karena terlena dengan gaji 6 juta euro per musim yang baru ia teken. Haha. Namun sekali lagi. De Rossi tetaplah De Rossi. Il Futuro Capitano. 6,5 pantas untuk dirinya.
Miralem Pjanic (7)
Mencetak gol spekatakuler lewat tendangan bebas, menjadi playmaker bersama Francesco Totti, dan menjadi dirigen utama Roma ketika Totti absen. Nampaknya kontribusi pemain ini di musim lalu tidak pantas dihargai dengan hanya menempati peringkat 7 klasemen Serie A. Nilai 7 tidak overrated atas apa yang ia kontribusikan. Pemain terbaik Roma musim ini versi gue.
David Pizarro (-)
Andrea Pirlo-nya AS Roma. Sayang tidak mendapat kepercayaan dari Luis Enrique untuk bermain. Dan harus meninggalkan Roma di tengah musim untuk pergi ke Manchester City. Tidak bisa memberikan nilai untuk dirinya karena hanya bermain sedikit musim ini.
Fernando Gago (6,5)
Overall Gago tetaplah Gago. Tidak sekeras dan selugas De Rossi. Defensive Midfielder paling lembut yang pernah gue lihat permainannya. Sisi lugasnya tetap ada, ditambah lagi akurasi umpan umpan langsungnya untuk Fabio Borini di lini depan. Sangat elegan!
Simone Perrotta (-)
Di awal musim sesekali bermain. Di akhir musim pun sempat jadi sub bagi beberapa pemain. Namun tidak ada kontribusi berarti yang dikeluarkan pemain ini. Melihat dari segi umur, nampaknya periode Perrotta memang telah usai.
Leandro Greco (5,9)
Greco. Muda. Cermat. Unik. Namun kelemahannya hanya satu. Membuang buang peluang. Ketenangannya dalam memanfaatkan momentum dipertanyakan melihat beberapa kali permainannya membuat tifosi garuk garuk kepala. Labil dan pusing bagi siapapun pelatihnya untuk memutuskan memainkan Greco atau tidak. Pion judi AS Roma bersama Simplicio.
Fabio Simplicio (6,4)
Simplicio. Pemain ini salah satu pion judi AS Roma. Memainkan dia bisa terjadi dua peluang. Lini tengah yang rapuh, atau dia mencetak gol gol luar biasa nan penting. Selebrasinya yang unik dengan mencium anaknya di tribun, serta berkumpulnya seluruh pemain Roma ketika ia mencetak gol ke gawang Cesena menjadi hiburan bagi para tifosi. 6,4 untuk Simplicio.
Federico Viviani (-)
Kapten tim primavera AS Roma ini sangatlah lugas di lini tengah bagi orang seusianya. Sesekali di panggil ke tim utama untuk menambal bolongnya lini tengah Roma. Viviani tampil cukup baik. Namun tidak bisa dinilai penampilannya mengingat minimnya waktu ia bermain.
Marquinho (6,5)
Dibeli di pertengahan musim. Marquinho nampaknya jadi pemain favorit dari Luis Enrique. Alasannya jelas dia sering membuka celah pertahanan lawan lewat tendangan kerasnya. Simplicio berhasil mencetak gol indah usai kiper menahan tendangan Marquinho saat melawan Cesena. Namun sayangnya belum ada tendangan kaki kirinya yang membuahkan gol. Hanya beberapa sundulannya yang berhasil menggetarkan jala lawan. 6,5 pantas bagi Marquinho.

Attacker :

Erik Lamela (6,5)
Erik Lamela dibeli dengan harga yang sangat mahal di awal musim, ekspektasi pun besar. Memang tidak mulus hasilnya, namun di beberapa kesempatan skill individunya membuat tifosi kagum padanya. Debutnya berhasil membuat gol. Tendangan bebasnya yang menjadi gol sangat luar biasa saat melawan Lecce.  Skill Messi KW-nya juga tidak jelek jelek amat. Namun kegagalannya menjadi Trequartista seperti saat ia di River Plate dulu mengurangi nilai tambah dirinya. 6,5 cukup bagi dirinya.
Fabio Borini (6,5)
Borini tampil mengejutkan dengan mencetak strike gol di beberapa pertandingan. Namun ia memiliki beberapa kekurangan. Tidak bisa lama lama menguasai bola, sulit meliuk seperti Bojan, praktis hanya menjadi striker opportunis. Namun gol tetaplah gol. Borini masih muda dan dapat diasah untuk jadi striker kelas dunia. 6,5 pantas untuk dirinya.
Pablo Daniel Osvaldo (6,2)
Osvaldo pemain yang kuat, memiliki tendangan keras, dan emosional. Namun tipikal bermainnya tidak disukai beberapa tifosi AS Roma. Alhasil banyak gol yang dicetaknya pun hanya menambah pro kontra dari tifosi AS Roma. Jumlah tendangan melencengnya pun jauh lebih banyak dari gol-nya. Mungkin agak subjektif, namun Osvaldo hanya mendapat nilai 6,2 dari gue.
Bojan Krkic (6,4)
Pemain binaan La Masia yang kehilangan posisinya di Barcelona ini hijrah ke AS Roma mengikuti Luis Enrique. Permainannya bisa dikatakan sedang sedang saja untuk kategori pemain yang membawa embel embel eks Barcelona. Tidak menjadi solusi lini depan AS Roma, walaupun sesekali mencetak gol gol yang cukup apik melalui kakinya. 6,5 terlalu tinggi bagi Bojan. 6,4 gue rasa cukup.
Giammario Piscitella (-)
Pemain primavera ini bermain menawan ketika Luis Enrique memasukkan dirinya menjadi sub di sebuah pertandingan (lupa lawan siapa). Bermain apik untuk seorang primavera seperti dirinya. Tak ada nilai yang bisa diberikan untuk dirinya.
Gadji Junior Tallo (-)
Sama seperti Piscitella, Tallo bermain jadi sub di satu pertandingan lalu membuat assist yang diteruskan Simplicio (kalo ga salah) menjadi sebuah gol. Di Primavera ia bersama Nico Lopez adalah goal getter andalan AS Roma.
Marco Borriello (-)
Bermain apik musim lalu ketika Roma ditangani Claudio Ranieri. Namun di tangan Luis Enrique ia bak hilang di telan bumi. Tidak sesuai dengan skema yang dibawa Luis Enrique, praktis Borriello hanya bermain di beberapa pertandingan AS Roma. Pada jendela transfer musim dingin, ia harus rela dipinjamkan ke Juventus.

Francesco Totti (6,5)
Tidak ada yang bisa menggantikan simbol kota Roma yang satu ini. Il Capitano Francesco Totti. Sempat beberapa kali mengalami cedera musim ini, Totti sangat apik memainkan peran yang lama tak ia perankan, Trequartista. Menjadi pengalir bola dari kiri ke kanan, belakang ke depan, dan juga mencetak gol penting bagi AS Roma di beberapa pertandingan, nampaknya kalimat No Totti No Party masih belum bisa ditinggalkan serigala Roma.

Momen setelah Simplicio mencetak gol ke gawan Cesena. Best moment for this season.
Overall
yap secara keseluruhan peringkat 7 bukanlah hadiah yang tepat bagi Il Giallorossi yang sedang berusaha membuat sebuah revolusi besar. Mundurnya Luis Enrique pun membuat proyek ini seolah mengulang kembali dari nol. Akankah Zdenek Zeman sebagai allenatore baru Roma dapat membuat sebuah perubahan signifikan yang bermuara pada Scudetto? Can't wait..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar