Senin, 28 Oktober 2013

Ekspresi Suporter : Joking or Insulting?

Akhirnya bisa nulis lagi, terima kasih buat Rifki yang karena kritiknya gue jadi tergerak buat nulis lagi. Hehe. Walaupun ada beberapa tulisan tentang Roma yang belom ke post, dan beberapa dengan topik lain yang selesai aja belom, tapi dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda seraya menikmati hawa dingin malam yang hujan ini (tsaah) mati kita sedikit berbicara tentang sepak bola.

Siapa yang punya twitter (dan aktif nge-tweet), mendukung sebuah tim sepak bola, dan membuka lini masa twitter pada waktu waktu primetime pertandingan bola saat weekend? Banyak. Dari kesekian banyak orang tersebut siapa yang ga kenal @my_supersoccer atau @bolatotal ? akun @my_supersoccer yang dulu (yang sekarang adminnya agak ga jelas dan beda tipe omongan) bisa dibilang luar biasa, hanya dengan bermodal sindiran dan cibiran doi bisa di follow oleh 400ribu orang pengguna twitter. Sementara @bolatotal , walaupun fokus pada podcast dan jurnal jurnal sepakbola-nya, pasti pada sering lihat juga bagaimana tweet tweet yang dilakukan seringkali bernada sindiran yang sangat soft bagi tim atau pemain yang lagi flop. Kalau saja ada anak marketing coba bikin kajian tentang gaya marketing kedua akun ini, gue yakin mereka akan ngasih standing applause. Belom lagi fenomena meme meme di @footy_jokes dan sebagainya 634.000 followers-nya, coba klik followers-nya dan liat berapa followers dari Indonesia? Banyak banget. Lalu apa masalahnya?

Jangan tutup mata bagaimana akun @my_supersoccer me-retweet banyak pengguna twitter yang emosi akan tweet yang dibuat. Anehnya semakin banyak yang terlalu responsif, semakin banyak followers-nya. Semakin banyak ketidak sukaan, semakin banyak rasa suka kita akan akun tersebut. Aneh. Maka ketika berbicara tentang atmosfer, berbicara tentang keseluruhan iklim, maka kita ga bisa melihat hanya dari perspektif orang orang yang emosional dalam melihat sepak bola, namun juga dari orang orang yang tidak emosional dalam melihat sepak bola. Tidak hanya di sepakbola, di bola basket, baseball, american football, bahkan formula one rivalitas pasti muncul. Kenapa rivalitas bisa muncul? Karena pada dasarnya olah raga itu mengadu 2 insan atau lebih. Ketika 2 insan diadu, dan ada penontonnya, even itu berupa pertandingan karate antar anak SD, yang orang tua dari seorang anak tersebut akan menjagokan anaknya yang akan melawan anak orang lain, maka, probabilitas untuk muncul sebuah gesekan juga semakin nyata. Itulah olahraga. Itulah kenapa suporter Barcelona melempar kepala babi ke arah Luis Figo di el classico, itulah kenapa setiap pertandingan derby selalu panas, itulah kenapa wasit yang juga manusia, ketika salah membuat keputusan hampir selalu dihujat. Karena seringkali yang melatar belakangi rivalitas bukan hanya ikatan darah antara anak dan orang tua sebagaimana analogi diatas, tapi seringkali masalah ideologi, politik, budaya dan berjuta masalah lainnya.


Rivalitas seringkali muncul atas gesekan personal yang merambat menjadi gesekan antar golongan sampai terus merambat pada entitas yang lebih besar. Wajar seringkali kita merasakan rivalitas tim eropa hingga kesini. Karena rambatannya mulai dari cerita teman, berita, hingga sejarah klub sepakbola yang kita cari tau di internet, masuk ke otak kita mendoktrin setiap pemikiran kita secara tidak disadari. Yap bener banget, secara tidak disadari,bahkan oleh elo yang baca tulisan ini.
Apa hubungannya jokes twitter sama rivalitas? Jokes jokes di twitter antar suporter muncul dari rivalitas, meskipun rivalitasnya kecil seperti Roma terhadap Chievo atau Chelsea terhadap Ipswich Town. Fenomena jokes jokes di twitter antar suporter adalah bentuk modern dari jokes jokes yang orang lain telah lakukan antar suporter berpuluh puluh tahun yang lalu. Sesuatu yang kekal bahkan gue rasa sampai industri sepakbola mati.

Lalu seberapa wajar? Adanya gesekan bukan berarti legalisasi atas penimpukan mobil plat B oleh pendukung persib, bukan berarti juga melegalkan penembakan suporter Lazio oleh suporter Roma. Gue setuju untuk menjaga sportivitas dalam rivalitas. Benci boleh, membunuh yang ga boleh.
Maka dalam tulisan ini gue menyetujui apa yang temen gue sarankan untuk menjaga setiap lisan dalam melakukan jokes. Namun yang juga harus jadi di bold dan digarisbawahi adalah, kita ga boleh gelap mata dan melihat setiap jokes sebagai sebuah bentuk insult atas sebuah objek (tim maupun pemain). Usaha mencegah seseorang untuk mengeluarkan jokes yang berlebihan juga harus setara dengan usaha untuk memberikan sebuah pemahaman bagi orang orang yang gelap mata atau menutup telinga atas realita rivalitas antar objek (tim maupun pemain). Gue tidak jarang meminta maaf atas jokes berlebihan (bahkan baru kemarin pasca Udinese –Roma) , tapi tidak jarang pula melihat bagaimana teman teman gue di kampus mengeluarkan jokes jokes tentang sepakbola yang justru mempererat hubungan pertemanan dan jadi sarana meningkatkan kedekatan antar personal.

Bagaimana batasan jokes yang tepat? Menilai hal tersebut bukan seperti menghitung batasan lebar jalan yang ideal bagi sebuah jalan protokol ibukota yang dapat dihitung dengan pendekatan matematis, namun hal tersebut didapat melalui dinamika sosial. Trial and error dalam melakukan jokes. Ada kalanya lo harus berhenti bercanda, ada kalanya kita harus menambah porsi bercanda. Sebuah dinamika sosial yang wajar dan gesekan dalam dinamika tersebut adalah hal yang wajar sebagaimana teguran yang disampaikan seorang teman untuk temannya yang lain.

Sepakbola tanpa rivalitas itu ga seru. Sebagaimana suporter melakukan dukungan tanpa nge-chants. Apakah chants sepakbola isinya cuma pujian terhadap tim favorit? Nope. Chants juga ditujukan bagi rival bertanding. Tinggal bagaimana kita melihat jokes/chants dari sisi yang lebih luas dan lebih positif tanpa gelap mata melihatnya hanya sebagai sarana insulting your opponent.


Dari hujan hingga berhenti.
Andhika Putra Pratama
Senin, 28 Oktober 2013

Selasa, 17 September 2013

Review Giornata 3 : Strootman’s Effect

Line Up (4-3-3) : De Sanctis ; Maicon, Benatia, Castan, Balzaretti ; De Rossi, Strootman, Pjanic ; Florenzi (Marquinho) , Ljajic (Gervinho), Totti (Borriello).

Review
Bermain di Ennio Tardini, kandang Parma, Roma menurunkan line-up terbaiknya. Benatia – Castan dimainkan kendati hanya one yellow card away dari suspensi melawan Lazio, trio terbaik lini tengah DDR, Strootman, Pjanic diturunkan, hingga sang il capitano yang kembali jadi false 9 di lini depan. Hasilnya tidak terlalu baik di babak pertama. Ljajic bermain flop, kesulitan menyesuaikan diri dengan tempo permainan. Di sisi lain, Balzaretti di sisi kiri Roma terus di eksploitasi oleh pergerakan Jonathan Biabany. Parma unggul terlebih dahulu ketika pergerakan Biabany sempat menarik masuk balzaretti dan meninggalkan Mattia Cassani leluasa melakukan umpan ke tiang dekat. Castan sempet berusaha untuk menghentikan pergerakan Biabany yang kemudian menyundul bola masuk ke gawang Morgan De Sanctis.1-0 Parma unggul hingga turun minum. I guess, every single romanista watching this match would be very worried with Roma player’s mentality. Those LE and Zeman’s memories menghantui tiap romanisti.

Di babak kedua, Roma tampil lebih percaya diri. Baru 2 menit babak kedua dimulai, dari sebuah throw-in, untuk kesekian kalinya Adem Ljajic kehilangan bola, Miralem Pjanic mengkonversi bola liar tersebut menjadi sebuah chipped pass kepada Florenzi. Dengan sebuah tendangan keras kaki kanan, Florenzi mencetak gol penyeimbang. Pressure Parma di babak kedua mulai menurun dibanding babak kedua. Menit 70, Kevin Strootman melakukan sebuah chipped pass kepada Francesco Totti yang lepas dari jebakan offside. Sebuah tendangan ke kanan gawang Mirante, membuat Roma unggul 1-3. Terakhir, sebuah akselerasi Gervinho di sisi kiri pertahanan Parma, membuat Mattia Cassani harus melakukan dorongan dan membuahkan pinalti. Strootman melengkapi penampilan baiknya malam itu dengan sebuah tendangan keras dan sempurna ke gawang Parma. 1-3 untuk Roma. Game Over.

Strootman and Derby
Parma adalah tantangan lebih besar dibanding Livorno atau Verona, melewati Parma lewat sebuah comeback memberikan harapan setiap romanisti bahwa inkonsistensi Roma telah usai. Tidak ada lagi flop pasca international break yang menyebabkan Zeman dipecat, tidak ada lagi keragu-raguan untuk mencetak winning streak dan yang paling penting tidak ada lagi kehilangan poin dari tim kecil.


Strootman menjadi sosok baru di lini tengah Roma. Tidak ada lagi kerinduan akan Bradley pasca kabar cedera ketika berlatih bersama timnas AS. Strootman menjanjikan sebuah kegigihan dalam mengejar bola tanpa menurunkan akurasi terobosan ke lini depan. Hadirnya Strootman tidak hanya membawa keseimbangan namun juga membiarkan De Rossi dan Pjanic fokus mengerjakan tugasnya masing masing dalam menjaga kedalaman serta menciptakan peluang.


3 giornata usai. Kini Roma akan menghadapi tantangan terbesarnya, Derby Della Capitale melawan Lazio. Lebih dari 2 tahun Roma gagal menang melawan Lazio, yang paling keras adalah kenangan May 26, Coppa Italia. Kini Roma datang dengan mental yang lebih baik, dengan skuad yang lebih baik. Lazio butuh kemenangan untuk menyamakan poin dengan Roma, sementara Roma jelas punya 1 ambisi. Revenge. 

Rabu, 04 September 2013

Mercato Roma : Money problem? (Part I)

Tepat beberapa jam lalu transfer window untuk liga liga di eropa ditutup. Roma tidak mendapatkan tambahan pemain sebagaimana Milan menggaet kembali Kaka. Borriello-Gilardino-Quagliarella swap gagal terwujud sampai detik akhir penutupan bursa transfer Serie A. Team remains the same as they play against Verona. Here are the resumes.


Players Transferred Out
Stekelenburg (Fulham/ 5.6m euro)
Kiper bertitel World Cup Finalist gagal membuktikan dirinya good enough as Roma goalie. Keterbatasan dalam berbahasa membuat Stek gagal menjadi komandan di lini belakang untuk mengomandoi Marquinhos, Burdisso, Castan. Hampir ditransfer di Januari namun mengalami masalah teknis di detik terakhir, kepindahan Stekelenburg secara resmi diumumkan di awal bursa transfer musim panas ini.

Panagiotis Tachtsidis (Genoa/ 3m euro)
The most over-rated midfielder di era Zeman. Yang bahkan lebih sering dimainkan instead of Futuro Capitano, De Rossi. Roma melepasnya dengan fee sebesar 3 juta euro ke Genoa.

Marquinhos (PSG/ 31m euro ++)
One of Sabatini’s biggest investment. Diboyong dari dunia antah berantah, Marquinhos jadi jawaban lini belakang Roma when Burdisso flopped. Bisa bermain sebagai bek tengah maupun bek kiri, menghentikan setiap serangan Juve di Olimpico, Marcos dijual ke PSG dengan fee yang luar biasa sebagai pemain muda. Good luck, there.

Pablo Daniel Osvaldo (Southampton/ 15m euro ++)
Rekor baik? Top scorer Roma selama 2 musim, over-head goal against Catania. Rekor buruk? Punched Lamela, Menghina Aurelio Andreazzoli, unnecessary red card, high temperament, males gerak, then hated by fans. Dengan segala tindak tanduk buruknya, sudah saatnya Osvaldo dijual.

Erik Lamela (Tottenham Hotspurs/ 30m euro ++)
The most unwanted transfer by every romanisti all over the world. Promising, Good Dribbling, Natural Skill, and a Natural Football Brain. Bermain baik sebagai winger di AS Roma, mencetak 15 gol musim lalu, hingga dipanggil ke timnas Argentina. Baldini tahu persis kondisi keuangan Roma, ditambah dana segar penjualan Bale, Lamela didatangkannya. Sad. But, the show must go on. Good luck, Erick. You’ve promised us to come back later. :’)

Ivan Piris (Deportivo Maldonado/ Free)
Ivan Piris adalah lubang besar di sisi kanan pertahanan Roma. Keputusan tepat telah melepasnya.

Mauro Goichoechea (Danurbio/ Free)
Tampil menawan ketika menghentikan aksi Stephan El Sharawy hanyalah satu satunya penampilan gemilang-nya. Sisanya, berbagai blunder dibuat, membuat tifosi Roma deg-degan ketika Stek dan Lobont berhalangan.


Players Co-Owned Out
Andrea Bertolacci (Genoa), Simone Pettinari (Crotone),Adrian Stoian (Chievo), Politano (Pescara), Federico Barba (Grossetto), Luca Antei (Sassuolo), Nico Lopez (Udinese), Valerio Verre (Udinese), Giammaro Piscitella (Pescara), Sabelli (Bari).
Mayoritas pemain-pemain primavera ini memiliki bibit sebagai pesepakbola sekaliber Alessandro Florenzi kelak. Nama nama menjanjikan seperti Verre, -kyptonite Yaya Sanogo dan Paul Pogba di Final WC U-21- Nico Lopez, dan Giammaro Piscitella butuh waktu bermain untuk membuktikan diri. Andrea Bertolacci, yang bermain baik bersama Genoa musim lalu, co-ownershipnya juga diperpanjangan untuk menambah jam terbang.

Players Loaned Out
Svedkauskas (Paganese), Gianluca Curci (Bologna)
2 kiper ini butuh waktu bermain selama Morgan de Sanctis dan Bogdan Lobont masih bermain. Curci telah jadi kiper Serie A sejak lama, diharapkan kelak semakin matang dan layak untuk Roma.

Jose Angel (Real Sociedad), Frederico Viviani (Pescara), Matteo Brighi (Torino), Crescenzi  dan Gadji Tallo (Ajaccio)
Pemain kesayangan Luis Enrique, Jose Angel, diberi waktu 1 tahun lagi untuk membuktikan diri. Viviani diharapkan semakin matang bermain di Pescara, sementara Matteo Brighi dipinjamkan ke Torino untuk mengurangi beban gaji dibanding tetap ada di Roma dibawah bayang-bayang 6 midfielder utama yang dimiliki Roma sekarang. Crescenzi dan Tallo juga akan ditempa di Ajaccio.

Overall
Kehilangan beberapa sponsor sebagai imbas renewal arah marketing Roma, salah satunya setelah menjalin kerja sama dengan Nike sebagai apparel musim depan hingga 10 musim ke depan, diperparah kegagalan untuk masuk ke zona eropa, membuat finansial Roma disinyalir berada pada teritori negatif. Dengan banyaknya lubang di berbagai posisi, tidak bagusnya neraca keuangan karena berprioritas untuk membangun stadion baru, maka, sistem aji mumpung menjadi salah satu cara Roma untuk financing their squad depth.

Lamela dan Marquinhos yang bermain mengejutkan musim lalu, menghasilan lebih dari 60 juta euro sendiri. Masing masing 30 juta euro dari PSG dan Tottenham. Ditambah  15 juta euro dari Osvaldo, 75 juta euro hadir ke dalam kas Roma hanya dari 3 pemain. Dana segar ini yang menjadi sumber utama penyempurnaan skuad Roma musim ini. Dari penjualan 3 pemain itu, 7 pemain inti dihadirkan Roma, sebuah sistem yang sangat membantu di tengah kesulitan finansial Roma. Good enough? We hope.

Sabtu, 31 Agustus 2013

Preview Giornata 2 : Shockmaker

Preview Giornata 2 : Shockmaker
Pada giornata 2 kali ini, Roma akan menjamu Hellas Verona di Stadion Olimpico, tanpa dukungan dari curva sud yang masih menjalani hukuman akibat tindakan yang disinyalir berbau rasis. Pertandingan ini juga menjadi debut bagi punggawa anyar Roma untuk bermain di Stadio Olimpico. Mehdi Benatia, Maicon, Strootman, hingga Adem Ljajic dan Gervinho bahkan pelatih Rudi Garcia akan mencicipi rasanya bermain di kandang sendiri, Stadion Olimpico. Yang dilawan adalah tim promosi, yang berhasil mengalahkan AC Milan, Hellas Verona.


Perkiraan Pemain
Line Up (4-3-3) : De Sanctis ; Benatia, Castan, Maicon, Balzaretti ; De Rossi, Strootman, Pjanic ; Ljajic, Totti, Florenzi.
Roma jelas menginginkan winning streak sebelum menjalani derby della capitale pada Giornata 4. Salah satunya melawan shockmaker Hellas Verona. Roma dituntut untuk bisa menjaga penguasaan bola dengan tidak membiarkan serangan balik yang akan digencarkan oleh Hellas Verona. Mehdi Benatia, berhasil melakukannya saat menjaga striker Livorno, Paulinho. Namun pertarungan kali ini berbeda, Luca Toni jauh memiliki postur dan penguasaan area yang lebih baik ketimbang, Paulinho.
Kembalinya Kevin Strootman dari cedera, akan menambah kekuatan lini tengah Roma mengingat Strootman bermain dengan sangat baik di pra-musim  baik dalam bertahan maupun menyerang. Di ini depan, Garcia mengindikasikan bahwa Gervinho dan Ljajic siap bermain walaupun belum memiliki kekuatan selama 90 menit. Marco Borriello mungkin tidak turun sebagai starter akibat kegagalannya dalam menunjukkan performa di depan pendukung Livorno. Dengan demikian, Francesco Totti akan memainkan peranannya kembali ke era Spalletti sebagai striker-less forward di lini depan. Florenzi yang bermain impresif dengan mencetak gol dan mencatatkan banyak shot on goal ketika menjadi Inside Forward di sisi kanan Roma juga memiliki kemungkinan untuk diturunkan.

The Old Roma vs The New Roma

Roma versi lama tidak akan memperoleh winning streak panjang bahkan cenderung kesulitan melawan tim kecil, maka keberhasilan Rudi Garcia dalam menentukan Roma baru adalah dengan membuktikan konsistensi memperoleh kemenangan di giornata 2 melawan Hellas Verona. Minggu, 23 Agustus 2013, 23:00 WIB. Forza Roma!

Rabu, 28 Agustus 2013

Review Giornata 1 Roma : De Rossi, The Son of Rome Raises

Roma memulai giornata pertama Serie A 2013/2014 dengan kemenangan setelah terakhir kali memperolehnya di tahun 2007. Hal ini jelas meningkatkan kepercayaan diri serta mental bertanding tim ibukota sekaligus jadi awal yang baik bagi Rudi Garcia. Momentum? Ya. Pembuktian diri? Belum.

Review
Line Up (4-3-3) : De Sanctis ; Maicon, Benatia, Castan, Balzaretti ; De Rossi, Bradley, Pjanic (Taddei) ; Totti, Borriello (Gervinho), Florenzi (Marquinho).

Babak pertama berakhir dengan skor 0-0. Tipikal bermain melawan tim promosi, Livorno melakukan pendekatan defensif dengan sesekali mengandalkan top scorer mereka Paulinho dalam serangan balik. Duen pemain anyar, Benatia dan Castan mampu meredam agresivitas natural Paulinho. Roma kesulitan mencetak gol, berbeda dengan era Zeman dan Luis Enrique, dimana Roma tidak hanya kesulitan mencetak gol namun juga kesulitan untuk membangun serangan, kini Roma sesekali dapat membangun variasi serangan lewat Pjanic dan Francesco Totti. Belum lagi agresivitas Maicon di sisi kiri yang tidak jarang melakukan shooting satu-dua kali untuk memecah kebuntuan.


Gol pemecah kebuntuan dicetak di menit 65 setelah operan Francesco Totti diteruskan tendangan keras Daniel ‘Futuro Capitano’ De Rossi. Sebuah gol tipikal De Rossi yang terakhir kali mencetak gol di tahun 2012. Setelah mencetak gol, DDR berlari ke arah rekan rekan tim yang berada di bench (kayaknya sih Borriello.cmiiw). Memperlihatkan betapa emosionalnya gol tersebut bagi sang pewaris takhta Francesco Totti. 2 menit berselang Florenzi berlari keluar kawalan bek bek Livorno menyambut kejelian Leandro Castan yang memberikan umpan jauh di belakang defender Livorno.2-0 untuk tim ibukota.

Mental Bermain
Era Luis Enrique dan Zdenek Zeman meninggalkan fluktuasi mental bermain bagi Roma. Musim lalu, Roma menang melawan Milan, Juve, Fiorentina, Napoli, Inter. Namun gagal melawan tim tim semenjana seperti Chievo, Cagliari, Pescara dan sebagainya. Mental De Rossi dalam memecah kebuntuan adalah apa yang dibutuhkan sang Futuro Capitano dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam memimpin Roma pasca-Francesco Totti.


The competition has started. Keep it hungry for glory!

Sabtu, 24 Agustus 2013

Mini Serie A Preview 2013/2014 : Manager Dependency

Serie A dimulai. 20 tim terbaik di Italia siap memberikan yang terbaik untuk meraih posisi terbaik di akhir kompetisi. Keyakinan atas lebih merata-nya kompetisi Serie A musim ini terus dipupuk. Tim-tim pesaing Juventus mulai berbenah dengan satu ambisi, mengakhiri dominasi Juventus atas back-to-back scudetti 2 tahun berturut-turut.

Bursa Transfer
Bursa transfer bergulir, tiap tim berbenah. Nama nama ‘beken’ masuk ke Serie A. Di tim tim papan atas, Juventus mendapatkan Carlos Tevez, Fernando Llorente, serta Angelo Ogbonna. Napoli memborong Pepe Reina, Gonzalo Higuain, Raul Albiol, Callejon, serta Dries Mertens. Milan gaet Matias Silvestre dari Inter serta Andrea Poli dari Sampdoria. Inter merekrut pemain muda semacam Ishak Belfodil dan Mauro Icardi, diluar kedatangan dari Hugo Campagnaro dan Rolando. Sementara Mario Gomez, Joaquin, Kevin Strootman, Gervinho dan Maicon menuju Fiorentina dan AS Roma. Belum lagi mempertimbangkan 2 tim spesialis pengganggu tim papan Lazio-Udinese yang dalam 2 musim terakhir selalu merusak konstelasi papan atas Serie A.
Tim papan tengah hingga tim promosi juga terus membenahi dirinya masing-masing. Parma mendapat Antonio Cassano, Hellas Verona mendapat Luca Toni. Serie A kini merata dari segi kualitas pemain. Ditambah 5 derby kota tahun ini, Turin, Milan, Roma, Genoa serta Verona, menambah kepastian serunya Seria A musim ini.

Overview : New Managers
Berbicara mengenai tim-tim yang bersaing di papan atas Serie A, Juventus, Milan dan Fiorentina memutuskan untuk mempercayakan posisi manajer tim kepada pelatih terdahulunya. Juventus dengan Antonio Conte, Fiorentina dengan Vincenzo Montella,serta Milan, yang sempat alot untuk memutuskan perpanjangan, Massimiliano Allegri. Conte telah membuktikan diri dengan meraih 2 scudetti di musim pertamanya bersama Juventus. Allegri, adalah tim yang membawa Milan meraih scudetto 2010/2011, dan Vincenzo Montella di awal kepelatihannya terus mengalami performa menanjak, setelah menjadi caretaker AS Roma, membawa Catania bermain cemerlang pada 2011/2012, dan puncaknya mebawa Fiorentina di peringkat 4 Serie A musim lalu.

Sementara itu Inter, Napoli, dan AS Roma mengganti pelatihnya dengan pelatih baru. Performa buruk Inter musim lalu, selain akibat cedera pemain, membuat posisi Andrea Stramaccioni dicabut untuk digantikan eks pelatih Napoli, Walter Mazzarri. Sementara posisi yang ditinggalkan Mazarri di Napoli, digantikan oleh Rafael Benitez. Sementara Roma menunjuk Rudi Garcia, pelatih yang membawa Lille menjuarai Ligue 1 musim 2010/2011.

Manager : Key Factor
Seria A musim ini dimulai dengan berbagai macam hal baru. Pemain baru, tujuan baru, tingkat kekuatan dan kedalaman tim yang baru, serta pesaing pesaing dengan aroma baru. Juventus mengincar hattrick scudetti sebagaimana yang dilakukan Internazionale pada medio 2007-2010, namun keberhasilannya berada di tangan Antonio Conte. Kemampuan Antonio Conte dalam memasukkan Carlos Tevez dan Llorente ke dalam skema Juventus, yang harus menahan ego dari Sebastian Giovinco, Mirko Vucinic untuk rela dirotasi waktu bermainnnya. Jangan lupa pula masih hadirnya Matri dan Fabio Quagliarella dalam skuad. Performa Juventus juga masih mengundang banyak tanya di pra-musim, menandakan Antonio Conte masih terus berbenah. Dan ini yang menjadi kunci apakah hattrick scudetti akan tercapai.




Penyakit Milan bersama Allegri musim lalu yang terseok di awal musim merupakan pekerjaan rumah bagi Massimiliano Allegri. Allegri harus mempercepat waktu adaptasi skuad barunya sebelum terlambat karena musim ini pesaing akan jauh lebih berat. Sementara Fiorentina cenderung stabil. Pakem Vincenzo Montella akan tetap berjalan mengingat kepergian Stevan Jovetic telah diisi oleh Mario Gomez. Kehadiran Joaquin akan semakin menambah daya gedor winger Fiorentina yang tahun lalu begitu eksplosif ditopang Cuadrado dan Adem Ljajic. Konsistensi permainan menjadi tugas lain yang harus diselesaikan Montella jika ingin membawa Fiorentina masuk Liga Champion musim depan.

Walter Mazzarri adalah sosok yang dibutuhkan Internazionale. Inter harus kembali (minimal) stabil di papan atas Serie A, dan itu hal yang secara konsisten dicapai Mazzarri di Napoli. Siap memulai Serie A dengan pemain pemain muda, membuat Mazzarri diwajibkan untuk dapat memupuk mental pemain muda untuk mengangkat kembali nama besar Internazionale.



Sementara tim ibukota, AS Roma, bersama Rudi Garcia harus kembali memulai proyek-nya setelah gagal di bawah asuhan Luis Enrique dan Zdenek Zeman. Garcia diharapkan membawa keseimbangan dan membuat sisi defensif Roma menjadi lebih baik setelah terus menjadi bulan-bulanan di 2 tahun sebelumnya. Belum lagi penyakit Totti-sentris dan mental bermain, merupakan pekerjaan rumah Garca di Roma.


Beralih ke Naples, Napoli melakukan sebuah gambling terbesar dengan merekrut Rafa Benitez. Benitez sangat diingat publik Italia saat gagal membawa pencapaian di Internzionale. Maka trauma akan Rafa Benitez di Serie A agak membayangi para tifosi Napoli. Namun Rafa kali ini berbeda, lain ketika di Internazionale, di Napoli Rafa sendiri yang mengomandoi transfer pemain. Tidak heran, Napoli rasa Spanyol hadir di tahun ini. Gonzalo Higuain, Raul Albiol, serta Callejon diborong dari Real Madrid. Maka pertanyaan yang paling besar adalah, akankah Napoli menjadi raja di Liga layaknya Valencia under-Benitez, atau menjadi jagoan Eropa layaknya Liverpool di Liga Champion atau Chelsea di Liga Eropa under-Benitez, atau malah hancur lebur seperti saat di Inter?



Di sisi lain, Francesco Guidolin serta Vladimir Petkovic siap membawa Udinese dan Lazio kembali mengacak-acak berbagai perkiraan pra-musim para pengamat. Berbekal semangat dan ketajaman  bomber ‘makin tua makin jadi’ Antonio Di Natale serta eksplosivitas Candreva-Hernanes di Lazio, kedua tim tersebut siap menyajikan perputaran posisi di 8 teratas Serie A Italia musim depan.

So, tahun ini tiap pelatih memiliki pekerjaan rumah masing-masing. Mereka yang menentukan nasib berbagai tim diatas dalam mengarungi panjangnya musim. It will be a marathon. Tapi tidak berarti mereka akan sampai ke garis akhir. Sabar bukanlah kata yang terdapat di kamus tifosi Italia. Mungkin saja Milan tidak akan memaafkan Allegri jika start buruk kembali dituai, mungkin pula Benitez akan bernasib sama seperti di Inter, dan sangat mungkin Roma kembali kehilangan kesabaran di tahun ketiga revolusi di tubuh serigala Roma.


Keep both of your eyes watching. Let the Seria A begins! Have a nice season, everyone! :D

Preview Giornata 1. Livorno – AS Roma

Yap. Mulai tahun ini insya Allah gue akan me-review tiap giornata. Ga janji akan memberikan both preview dan review tiap giornata. But, i’ll try my best. :D

H-10 penutupan mercato Roma, bukan berita baik seperti di awal mercato yang timbul di tubuh tim ibukota. Setelah kepergian Marquinhos, Osvaldo (yang sudah di ekspektasikan sejak lama mengingat hubungan buruk dengan fans), kini  Roma hampir pasti kehilangan punggawa potensialnya, Erik Lamela. Ini yang menyebabkan gue juga belum bisa memberikan prediksi Serie A musim ini unless mercato is over.


Giornata 1. A History.
Face the truth. Giornata 1 telah di depan mata. Roma akan bertandang ke kandang Livorno, sebuah tim promosi. Tiga giornata pertama Roma (Livorno, Verona, Parma) sangat ideal bagi tim yang bisa dibilang memulai kembali proyek-nya dari awal. Pelatih baru, skema baru, pemain baru, penyakit lama. Kenapa penyakit lama? Sejak 2007, Roma belum pernah menang di pertandingan pembuka. Begitupun Rudi Garcia yang juga hanya memenangkan 2 dari 6 pertandingan pembukanya. Beruntung bagi Roma pertandingan kali ini dibuka melawan tim promosi, Livorno.

Perkiraan Pemain.
Dua pemain dipastikan absen, diluar hengkangnya Osvaldo dan Lamela yaitu Kevin Strootman dan Destro. Keduanya dibekap cedera. Nama pertama mengalami cedera saat pertandingan pra-musim melawan Ternana. Belum lagi ditambah ketidak pastian apakah Marco Borriello tersedia di dalam tim, mengingat manajemen Roma yang terus berusaha menjual eks-Genoa tersebut.
Perkiraan pemain versi Andhika :
(4-3-3) De Sanctis; Maicon, Benatia, Castan, Balzaretti ; De Rossi , Bradley, Pjanic ; Totti (c), Borriello, Gervinho.
Potential subs : Balzaretti -> Dodo/Torosidis
                            Bradley -> Florenzi
                            Borriello -> Gadji Tallo

Roma memiliki beberapa opsi untuk bermain di lini tengah dengan absennya Strootman. De Rossi dan Pjanic dapar dipastikan untouchable sebagai pengisi lini tengah AS Roma. Tinggal memutuskan apakah menggunakan Bradley sebagai penyeimbang, atau menggunakan Florenzi yang sangat eksplosif sebagai gelandang serang di pra-musim kemarin. 


Potensi kehilangan Lamela dan Borriello pun membuat banyak kemungkinan di lini depan. Sangat mungkin Totti menjadi Target Man seperti era-Spalletti, dan mencoba Gervinho-Florenzi/Pjanic sebagai winger. Mengingat kemampuan keduanya sebagai winger.  Jangan lupakan Marquinho, walaupun kabar terakhir juga pemain tersebut dekat dengan Juventus. Gadji Tallo yang sangat sering dicoba oleh Garcia pun bisa saja bermain mengingat kosongnya bomber spot Roma jika Destro-Borriello tidak bisa dimainkan.


Well, everything’s possible. Termasuk memainkan Lamela dan membiarkan dia memainkan match terakhirnya bersama Roma musim ini (berita terakhir Lamela masih masuk call-up squad Roma kontra Livorno). But, perkiraan formasi di atas, secara matematis masih bisa mengalahkan Livorno dan menutup rentetan buruk laga pembuka AS Roma. Semoga tahun ini menjadi tahunnya Roma dan Pallotta memenuhi janjinya untuk membuat Roma yang #HungryForGlory.

Rabu, 31 Juli 2013

Roma. What I See So Far About The Mercato.

2 tahun era baru Roma gagal. 1 tahun pertama mencoba adaptasi tiki-taka Spanyol dengan membawa mantan pelatih Barcelona B, Luis Enrique, kemudian 1 tahun dikerjakan secara bergantian oleh Zdenek Zeman dan caretaker Aurelio Andreazzoli. Bukan tidak ada perbaikan, permainan, posisi klasemen hingga keberhasilan AS Roma untuk berlaga hingga final Coppa Italia di tahun kedua memperlihatkan sebuah progres. Sayangnya bagi kota sekeras Roma, hal itu tidak cukup.


Kini pelatih baru telah ditunjuk untuk membawa warna baru kota Roma. Rudi Garcia,mantan pelatih yang sukses membawa Lille juara Ligue One 2010/2011 ditunjuk untuk membawa angin segar bagi AS Roma. Penunjukan kali ini lebih make sense. Mengingat pelatih Roma 2 tahun sebelumnya, yang satu mantan pelatih Barcelona B (Divisi 2 Liga Spanyol), serta mantan Juara serie B (Pescara). Jelas bukan pelatih berlatar belakang seperti itu yang diinginkan manajemen Roma. Roma butuh seorang pelatih juara yang sesuai dengan visi Roma yang concern terhadap pemain muda. Garcia it is.

Revolusi ketiga dimulai. Satu per-satu pemain keluar dan masuk. Kali ini, kiper timnas Belanda Maarten Stekelenburg dilego menuju Fulham dengan mahar 4 juta pounds+add ons, serta bek muda potensial Marquinhos menuju Paris Saint Germain dengan biaya transfer 31,4 juta pounds. Sementara itu transfer masuk Roma bisa dibilang cukup menjanjikan. Mantan kiper utama Napoli, Morgan De Sanctis, former Internazionale, Maicon, Mehdi Benatia, Tin Jedvac, Skorupski, dan Kevin Strootman.

Morgan De Sanctis jelas memiliki pengalaman dan kapabilitas luar biasa sebagai kiper utama serie A, namun kelemahan yang paling jelas adalah usia yang kini menginjak 36 tahun. Sementara Maicon, yang gagal berkembang bersama Manchester City kembali ke Italia untuk membuktikan kembali dirinya pantas masuk skuad Brazil di World Cup 2014, jelas ini akan menjadi keuntungan bagi Roma yang hingga kini memiliki masalah pada sektor full-back di zaman Ivan Piris. Kehadiran Tin Jedvac dan Skorupski membuktikan Roma masih concern dalam investasi pemain muda. Mehdi Benatia, salah satu bek terbaik di Serie A, diharapkan menjadi jawaban atas buruknya lini belakang Roma. Kevin Strootman is Kevin Strootman. PSV Eindhoven’s captain, Netherland national team’s captain.

Baiknya, jelas tidak ada berbagai gambling dalam membeli pemain utama seperti ketika merekrut Panagiotis Tachtsidis, Ivan Piris, Jose Angel, dan lain sebagainya. Kini Roma fokus merekrut pemain yang jelas memiliki kapabilitas untuk menambal kelemahan tim. Tinggal bagaimana Rudi Garcia memanfaatkan pemain pemain tersebut untuk kembali membawa AS Roma ke kasta tertinggi Liga Italia.

Bursa Transfer belum selesai. Saga transfer Gervinho terus berjalan. I want to honestly said bahwa Roma masih butuh beberapa pemain. Roma butuh minimal 1 full-backmengingat performa buruk Balzaretti dan Dodo musim lalu. Serta Roma butuh winger lain selain Gervinho, setidaknya untuk melapis Lamela mengingat Caprari belum menunjukkan performa yang memuaskan sebagai sub. Dan jikalau Kevin Strootman bukan Mister X yang dimaksud Sabatini. We are really looking forward to find out who. Dan semua tentu berharap jawabannya adalah seorang playmaker seperti Totti. Seraya kita mengingat kembali bahwa Christian Erikssen mengaku dirinya seorang Romanisti. J


Forza Roma.

Selasa, 28 Mei 2013

Saya dan Pendapat Saya tentang Situasi KAI vs Pedagang. #KAIvsHumanity


Saya membuka niat menulis tulisan ini dengan mengucap Alhamdulillah sebagai bentuk rasa syukur saya diperkenankan oleh Allah SWT untuk berkuliah di Universitas Indonesia khususnya Fakultas Ekonomi. Sebuah Fakultas yang berisikan berjuta pendapat yang terbagi dalam berbagai sisi. Pro baik secara radikal, pro secara substansi, kontra secara substansi, kontra secara radikal, hingga moderat. Dari apa yang disampaikan mereka juga lah saya bisa menggunakan otak saya untuk berpikir, hati saya untuk merasa, dan mengkombinasikan keduanya dalam sebuah sikap yang saya percayai itu benar.

Tulisan ini hanya melanjutkan apa yang pernah saya tulis sebelumnya,hendaknya melihat dulu tulisan saya sebelumnya untuk lebih jauh membaca sikap hari ini. Yap hari ini adalah hari dimana puluhan mahasiswa kesiangan untuk ikut kelas pagi hari, ratusan orang yang hendak bekerja melalui jalan Margonda Raya terhambat, serta puluhan pedagang yang hendak digusur. Jelas, siapapun anak FE yang melihat situasi ini dapat melihat berapa kerugian pagi ini. Opportunity cost orang orang yang terbuang akibat situasi hari ini. Sikap ini sebetulnya juga hanya menyempurnakan apa yang saya tweet tadi malam.

Dari awal saya punya standing point bahwa kedua belah pihak (KAI dan Pedagang) mempunyai tuntutan masing masing, dan didalamnya terdapat pula asymmetric information yang menghubungkan kedua belah pihak tersebut. Apa yang menjadi dasar pemikiran saya adalah KAI telah lama melakukan pembiaran atas apa yang hari ini disebutnya ilegal, mengganggu kenyamanan, serta konon memiliki bergaining power berupa sebuah klausul yang menyatakan bahwa pihak KAI berhak untuk melakukan pengambil alihan lahan kelak. Lihat versi pedagang, konon pedagang juga memiliki klausul agar PT.KAI melakukan dialog sebelum penggusuran, pemberian waktu yang irasional (H-7 hingga H-1) untuk melakukan pengosongan kios (penggusuran beberapa bulan lalu), serta yang tidak bisa kita tutup matanya adalah aksi penggunaan preman di pagi buta dalam merobohkan kios di stasiun Pondok Cina. Sementara mahasiswa ikut hadir untuk memfasilitasi, pro terhadap penertiban, namun ingin memastikan ada hak hak yang tidak ternodai. Sayangnya peristiwa ikut pemblokiran rel (entah siapa yang memulai) membuat sebagian orang memicingkan mata atas apa yang dilakukan mahasiswa.

Secara hukum, saya tidak bisa menilai siapa yang lebih benar, karena seperti yang saya bilang semalam, mencari tau siapa yang benar di tengah suspect kesalahan yang menghinggapi kedua belah pihak sama seperti sebuah partai korup yang beralibi, partai lain lebih korup dibanding mengakui partainya korup.
Apa sikap saya? Mustahil KAI melakukan relokasi seperti yang menjadi tuntutan pedagang. Based on perhitungan kakak kelas saya, cost nya bisa Milyaran. Tidak mungkin KAI mau. Pedagang? Jika saja mau berkompromi sebetulnya tidak etis juga meminta relokasi dan ganti rugi yang pas jika pembuktian bahwa perjanjian mereka adalah perjanjian yang sah, bukan dari makelar, atau pihak ketiga susah untuk dibuktikan. Karena toh pernah ada yang berkicau bahwa sudah jadi rahasia umum banyak negosiasi sewa lahan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab. Lagi lagi KAI punya andil disini melakukan pembiaran mafia sewa kios. Satu lagi dosa KAI yang belum saya sebut adalah konon tidak adanya itikad baik untuk duduk bersama berdiskusi masalah ini. Wallahu alam bis sawwab.

Win win solution? Atas eksternalitas negatif yang dilakukan KAI, hendaknya KAI memberikan tenggat waktu sebagai social cost perbuatannya. Yang bukan H-7 atau H-1. Pedagang juga sudah mulai mencari lahan baru untuk berjualan (yang jelas tidak mudah mencarinya) semenjak tahu permasalahan ini akan naik ke permukaan. Berbau kompromi? Jelas. Semua pihak harus tahu diri bahwa KAI punya bargaining power kuat dan didukung segenap pengguna commuter line. Jalan terbaik adalah saling menurunkan tuntutannya.
Sempat redupnya kasus ini yang di tanggal 21 Mei sempat gue indikasikan sebagai jalan KAI untuk secara tidak langsung menyediakan social cost berupa waktu untuk pedagang melakukan relokasi. Yang menyedihkan hal ini dilakukan secara tidak langsung, bukan secara langsung dan dua arah. Lagi lagi ada kesewenangan disini. Be rational, KAI memiliki bargaining power kuat.  Maka hendaknya disini ada peran mahasiswa yang 2 arah. Advokasi terhadap KAI dan mempersiapkan kemungkinan terburuk yaitu relokasi mandiri (inisiasi ka Alia Noor). Andai saja ini dilanjutkan. Hari ini tidak akan terjadi.

Tapi nasi sudah jadi bubur. Semua pihak memiliki potensi kesalahan. Sekarang gimana caranya mengubah bubur jadi lebih enak. Memberikan perhatian yang lebih untuk semua pihak. Mengawal progresivitas KAI yang terus baik (kita ga bisa menutup mata atas perbaikan KAI di kereta lintas Jawa), serta mengawal para pedagang dan memastikan mereka mendapat tempat baru yang layak. Sayang jika pertumbuhan negeri ini harus ternodai dengan bentrokan hari ini yang (semoga) tidak terjadi. 


Andhika Putra Pratama
Rabu, 29 Mei 2013
10:15

Senin, 14 Januari 2013

Saya dan Pendapat Saya Mengenai Kasus Pedagang dan PT. KAI


Silakan membaca tulisan ini dengan sejenak melupakan kalimat kalimat yang bernada skeptis seperti, “ini masalah rakyat kecil, mereka ga tau rasanya jadi rakyat kecil” ataupun “ga selamanya rakyat kecil harus dibela, mereka harus sadar kalau rakyat bukan hanya mereka”. Mari sama sama kita saling memahami apa yang ada dipikiran seseorang dan apa yang dipikirkan oleh seorang yang lainnya.

Permasalahan pedagang, mahasiswa dan PT.KAI diawali dengan keinginan dari PT. KAI untuk menertibkan dan merapikan stasiun guna menambah kualitas pelayanan kereta api Jabodetabek. Semua pasti setuju dengan pembenahan ini. Tidak ada pengecualian, tidak ada bantahan. PT. KAI butuh space yang lebih untuk meningkatkan kualitas stasiun, sementara ada pedagang di stasiun kereta api yang telah lama menghinggapi stasiun serta pinggiran stasiun untuk berjualan. Ada yang ilegal (asal templok), ada pula yang diketahui memberikan uang sewa kios dan lain sebagainya untuk jangka waktu tertentu, kabar terakhir masih ada yang sampai Maret dan Agustus 2013. Disini muncul perlawanan arah.

Di bulan Desember 2012, tercatat minimal, stasiun lenteng agung, depok baru dan beberapa stasiun digusur dengan rata rata pemberitahuan h-1 hari sampai h-7 hari (h-1 minggu). Mahasiswa (bukan hanya UI) menuntut adanya penundaan penertiban bahkan relokasi akibat masih adanya beberapa kios yang masih memiliki masa berlaku sewa. Atau setidaknya, mahasiswa ingin PT.KAI dengan pedagang sama sama berdialog.KOMNAS HAM setuju untuk itu dan mengajukan surat ke PT. KAI.

Hari ini, 14 Januari 2013. Beberapa mahasiswa beserta pedagang stasiun se-Jabodetabek melakukan aksi di depan istana negara menuntut adanya dialog antara PT. KAI dengan pedagang. Situasi menjadi sulit dan panas ketika diketahui ada segerombolan orang yang datang untuk menggusur kios kios di stasiun Pondok Cina. Situasi keruh, pendugaan sana sini, pedagang dan mahasiswa merasa dirugikan. Mereka menuntut adanya dialog, namun apa yang terjadi? Penggusuran oleh oknum secara sepihak. Logika praduga mulai bermain, tidak sedikit menuduh oknum PT. KAI. Pedagang dan mahasiswa geram dan melakukan blokir puing serta manusia di stasiun Pondok Cina. Situasi makin keruh, pelayanan kereta api dari dan menuju Bogor terhambat. Semua elemen rakyat merugi. Salah siapa?

Saya dan Pendapat Saya

Sebagian orang bertanya. 
“Lo ikut aksi? Dukung pedagang donk?”.
“Lo tadi ke stasiun? Menurut lo pedagang emang bener?”.
“Lo mau dipimpin demo sama anak akprop yang kerjaannya mencaci tanpa data?”
“BEM UI kan kebanyakan aksi, sekarang lo ikut juga?”

Sejenak kita lupakan beberapa variabel diluar permasalahan ini. Saya bukan orang yang pro-terhadap banyaknya AKSI yang dilakukan oleh BEM UI. Saya orang yg sepakat bahwa banyak AKSI yang tidak urgent dan esensial untuk dilakukan. Tapi mari sejenak melupakan apa yang menjadi pengganjal hati kita. Mari fokus untuk berbicara mahasiswa, pedagang dan PT. KAI.
1.       Adalah penting untuk merenovasi stasiun, berulang kali gue bilang gue cinta kereta api. Selama masih ada rel kereta, tidak ragu gue akan memilih kereta api sebagai sarana untuk berpergian. Kita ingin pelayanan. Pelayanan PT. KAI ada peningkatan saya setuju, khususnya lintas Jawa.
2.       Pedagang adalah eksternalitas negatif. Dan untuk membereskannya, PT. KAI mau tidak mau harus mengeluarkan social cost, bagaimanapun bunyi hukumnya.  Adalah tidak terpuji bagi PT. KAI untuk sekedar menggusur tanpa melihat bahwa pedagang memiliki bukti perjanjian jual beli/sewa kios. Jikalaupun itu ilegal, begitupun sama dengan perumahan kumuh di bantaran rel, bertahun-tahun PT. KAI telah melakukan pembiaran terhadap hal tersebut bertahun-tahun. Kronis. Pedagang sudah masuk comfort zone mereka, direnggut comfort zone-nya tanpa kejelasan? Wajar untuk berontak.
3.       Menyadari bahwa selalu ada kemungkinan makelar dan pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan celah antara pedagang dengan PT. KAI. Karena kita sadar betul kita ada di negara dunia ketiga, bukan negara dunia pertama. J. Mungkin saja uang tidak masuk ke PT. KAI? Siapa yang tau? Tapi toh kenapa pedagang bisa berdagang di tempat yang jelas milik PT. KAI dan PT. KAI dapat melihatnya berdagang lalu membiarkannya? Lagi lagi pembiaran adalah kelalaian, kelalaian adalah awal munculnya eksternalitas negatif. Dan wajib bagi PT. KAI untuk mengeluarkan social cost.
4.       Melihat urgensi dan ketersediaan dana, mustahil bagi PT. KAI untuk melakukan relokasi. Butuh dana milyaran rupiah untuk merelokasi pedagang stasiun se-Jabodetabek. Tapi menggusur adalah pilihan terburuk, karena merugikan pedagang yang sudah masuk comfort zone sebagai efek pembiaran dari PT. KAI. Pedagang meminta relokasi pun terlalu muluk, mengingat mereka sadar betul punya tenggat waktu untuk berdagang. Maka solusi social cost yang paling tepat adalah memberikan waktu bagi para pedagang untuk mencari tempat baru untuk berdagang, memberikan masa transisi yang wajar dan manusiawi, tidak dengan asal gusur.
5.       Mengutuk tindakan PT. KAI yang sewenang-wenang dalam melakukan penertiban. Kita sama sama setuju terhadap perapian dan penataan stasiun. Namun tidak instan dan memastikan ada hak-hak yang tidak terlupakan dalam proses transisi tersebut. PT. KAI harus sadar bahwa ia menimbulkan eksternalitas negatif, sehingga butuh mengeluarkan social cost. Dan sadar bahwa tidaklah elok melihat sesuatu yang instan. Kita butuh perubahan, bukan revolusi. Tidak ada cara yang cepat dan murah. Kalo mau murah, beri waktu bagi pedagang untuk transisi.
6.       Siapapun yang melakukan penggusuran ketika pedagang tidak ada di tempat adalah tindakan yang keji. Suasana menjadi semakin keruh. Dan logikanya, pedagang akan menuduh ini perbuatan PT. KAI.
7.       Adalah salah bagi pedagang dan mahasiswa untuk memblokir rel kereta api sehingga pelayanan masyarakat terganggu. Ada rakyat sipil yang tidak bersalah menjadi korban dan mengalami kerugian.
8.       Kita harus sadar bahwa kita hidup di negara dunia ketiga, dimana korupsi masih merajalela, dan sangat sulit menembus birokrasi. Adalah benar dan nyata bahwa PT. KAI tidak mau berdialog entah kenapa, sebagai buktinya adalah KOMNAS HAM yang telah menghubungi PT. KAI lewat berbagai cara, dan mahasiswa telah mencoba untuk bertemu lewat berbagai pintu birokrasi, sayangnya dialog tak jua dapat dilaksanakan, sehingga mahasiswa dan pedagang (khususnya) yang merasakan gusur tanpa pemberitahuan, geram dan mencoba untuk menggertak PT. KAI untuk hadir dengan memblokir rel berharap PT. KAI dapat melihat betapa geramnya pedagang yang sulit berdialog dengan PT. KAI.
9.       Adalah benar tindakan mahasiswa untuk menjembatani antara pedagang yang memiliki intelektualitas dan pemahaman hukum ,ekonomi dan keadaan tidak lebih baik dari mahasiswa yang lebih beruntung. Sehingga adalah keputusan yang tepat membantu pedagang mengadvokasi dialog dengan PT. KAI, sehingga tidak ada tanggung jawab yang dikebiri oleh pihak manapun.
10.   Adalah penting bagi kita untuk tidak melontarkan kalimat kalimat yang bernada skeptis untuk menanggapi masalah ini, tanpa memberikan solusi yang jelas apa yang harus dilakukan. Dan adalah kewajiban bagi setiap orang untuk menghargai dan mencoba memahami apa yang menjadi alasan mendasar seseorang berpendapat, tanpa berprasangka buruk mengenai motif dibelakangnya.
11.   Wallahu alam bis sawwab.

Andhika Putra Pratama
14 Januari 2013. 18:55

Sabtu, 12 Januari 2013

ASUMSI


Berbicara mengenai hidup, maka berbicara mengenai interaksi. Semua orang berinteraksi satu sama lain. Secara langsung atau tidak langsung mereka bertukar ilmu. Interaksi secara langsung dua arah dinamakan diskusi. Well, seberapa penting dan vital sih sebuah diskusi? Diskusi bagaimana yang ideal? Apa hubungannya sama judul diatas? We’ll see.

Pernah suatu ketika gue mendapati sebuah problem yang sifatnya vital. 2 orang berdiskusi tentang sesuatu yang esensial dan mengganggu comfort zone ideologi lawan bicaranya. Langsung aja contoh, misalnya suatu ketika 2 orang berbicara tentang kapitalisme, yang satu netral yang satu libertarian. Ketika orang neutral mengeluarkan kalimat yang seolah melakukan judge bahwa kapitalisme itu buruk, seorang libertarian akan membantahnya. Fase pembantahan ini sebetulnya tidak masalah, yang bermasalah adalah seringkali kita tidak melihat dari sudut pandang orang lain mengapa ia menyebutnya salah.

Contoh lain yang lebih spesifik masalah riba, seseorang yg sangat pro bahwa bunga bank adalah haram ketika dikeluarkan sebuah statement bahwa tidak semua bunga adalah haram, akan bereaksi menentang. Begitupun masalah lain, misalnya , urgensi hutang (kenapa harus utang?), buruknya sosialis (sosialis berhasil apa?) dan lain sebagainya di berbagai sudut ilmu manapun seseorang yang mendengar kalimat yang bertentangan akan ideologinya seringkali terlampau cepat menentukan sikap. Sekali lagi gue tegaskan, tidak ada yang salah dengan penyikapannya. Gue pun akan melakukan yang sama, tapi hendaknya kita menghargai apa yang mereka sampaikan, sudut apa yang jadi titik pandang mereka, dan asumsi apa yang mendasari mereka berpikir.

Tulisan ini hanyalah sebuah tulisan di malam minggu yang asalnya dari sebuah ketergugahan terhadap melihat cara pandang manusia. Tidak seperti binatang, manusia memiliki otak untuk berpikir. Tidak etis menyebut satu manusia tidak lebih cerdas dari manusia yang lain sama halnya dengan tidak etis menyebut seorang manusia memiliki keimanan yang lebih tinggi dari orang lain. Yang harus kita lakukan adalah belajar menempatkan diri menjadi orang lain. Belajar melihat cara pandang orang lain, dan memahaminya. Memahami setiap asumsi yang digunakan setiap manusia. Toh, mengukur siapa miskin siapa kayak saja menggunakan asumsi, bukan? J

Sabtu, 12 Januari 2013
20:45



Kamis, 10 Januari 2013

Menyelesaikan Masalah di 2013


Tidak terasa 366 hari perjalanan tahun 2012 telah usai. Beraneka momen dan peristiwa telah hadir sebagai bentuk pembelajaran bagi setiap yang melaluinya, begitupun Indonesia. Berbagai peristiwa baik positif maupun negatif dari berbagai segi bidang kehidupan telah hadir dan mewarnai tanah ibu pertiwi. Mulai dari yang sesuai ekspektasi, maupun diluar ekspektasi. Semua terangkum dalam sebuah buku besar catatan sejarah nasional dengan segala fenomena di dalamnya. Tahun 2012 juga akan menjadi catatan cerita istimewa sendiri layaknya tahun tahun sebelumnya bagi kelangsungan hidup rakyat Indonesia.

Hampir setiap bidang kehidupan di Indonesia memiliki catatan besar tersendiri di tahun 2011. Dari bidang ekonomi, Indonesia sempat tersenyum dengan kembalinya label investment grade ke pangkuan ibu pertiwi sejak terakhir runtuh di tahun 1998, namun sesaat setelahnya diguncang pro kontra perihal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sempat mencuat lantang di DPR. Politik pun jadi konsumsi publik yang cukup kuat di tahun 2012, utamanya kontes pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta. Hiruk pikuk pilkada ibukota tidak hanya menyeret warga Jakarta, namun juga seluruh masyarakat Indonesia yang ter-encourage untuk melihat siapa pemimpin representasi sebuah ibukota negara besar dengan permasalahan multidimensional seperti Jakarta. Begitupun masalah korupsi, setelah sibuk dengan bank Century, kini Indonesia disibukkan dengan kasus proyek Hambalang, hingga yang masih lekat di ingatan rakyat adalah gagalnya timnas sepak bola Indonesia di piala AFF sebagai buah dualisme kepimpinan PSSI-KPSI.

Masalah masalah diatas menuntut untuk diselesaikan di tahun 2012, dan jelas tidak ada alasan untuk menunda penyelesaian masalah tersebut.Tidak ada yang ingin kasus Hambalang bernasib sama dengan kasus kasus korupsi sebelumnya yang hilang ditelan waktu. Tidak ada yang tidak ingin melihat timnas sepak bola Indonesia meraih kejayaan setelah seblumnya selalu tertunda oleh permasalahan politik di tingkat elitis. Dan pasti seluruh rakyat menginginkan sebuah win win solution atas masalah subsidi BBM. Membiarkan masalah ini akut hanya akan jadi bom waktu bagi bangsa ini. Semua harus diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah beserta stakeholder terkait agar negeri ini dapat kembali melanjutkan pertumbuhan serta pembangunannya menuju bangsa yang lebih sejahter adan bermartabat.

Tidak ada masalah yang tidak memiliki hikmah. Bagaimanapun kompleksnya permasalahan yang timbul di tahun 2012, setahun kebelakang tetaplah merupakan sebuah pembelajaran bagi bangsa ini dalam menghadapi tahun tahun ke depannya. Tahun 2012 adalah dasar segala pertimbangan kebijakan 2013, dan tahun 2013 adalah pisau eksekusi bagi setiap permasalahan di tahun 2012. Bangsa ini memiliki banyak potensi sumber daya di berbagai sektor kehidupan, tinggal bagaimana pemerintah dapat melakukan managing yang baik untuk membawa negeri ini tetap ada di trek yang benar menuju kesejahteraan. Semoga berbagai permasalahan yang terjadi setahun yang lalu dapat menjadi sebuah cermin refleksi diri negeri ini dalam proses berubah menjadi negeri yang maju. Proses yang kelak akan berujung pada sebuah keselarasan dalam hidup, sesuai dengan amanat konstitusi dan cita cita negara.

Tulisan ini dimuat di Harian Seputar Indonesia
Rubrik Suara Mahasiswa
Januari, 2013