Kamis, 10 Januari 2013

Menyelesaikan Masalah di 2013


Tidak terasa 366 hari perjalanan tahun 2012 telah usai. Beraneka momen dan peristiwa telah hadir sebagai bentuk pembelajaran bagi setiap yang melaluinya, begitupun Indonesia. Berbagai peristiwa baik positif maupun negatif dari berbagai segi bidang kehidupan telah hadir dan mewarnai tanah ibu pertiwi. Mulai dari yang sesuai ekspektasi, maupun diluar ekspektasi. Semua terangkum dalam sebuah buku besar catatan sejarah nasional dengan segala fenomena di dalamnya. Tahun 2012 juga akan menjadi catatan cerita istimewa sendiri layaknya tahun tahun sebelumnya bagi kelangsungan hidup rakyat Indonesia.

Hampir setiap bidang kehidupan di Indonesia memiliki catatan besar tersendiri di tahun 2011. Dari bidang ekonomi, Indonesia sempat tersenyum dengan kembalinya label investment grade ke pangkuan ibu pertiwi sejak terakhir runtuh di tahun 1998, namun sesaat setelahnya diguncang pro kontra perihal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sempat mencuat lantang di DPR. Politik pun jadi konsumsi publik yang cukup kuat di tahun 2012, utamanya kontes pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta. Hiruk pikuk pilkada ibukota tidak hanya menyeret warga Jakarta, namun juga seluruh masyarakat Indonesia yang ter-encourage untuk melihat siapa pemimpin representasi sebuah ibukota negara besar dengan permasalahan multidimensional seperti Jakarta. Begitupun masalah korupsi, setelah sibuk dengan bank Century, kini Indonesia disibukkan dengan kasus proyek Hambalang, hingga yang masih lekat di ingatan rakyat adalah gagalnya timnas sepak bola Indonesia di piala AFF sebagai buah dualisme kepimpinan PSSI-KPSI.

Masalah masalah diatas menuntut untuk diselesaikan di tahun 2012, dan jelas tidak ada alasan untuk menunda penyelesaian masalah tersebut.Tidak ada yang ingin kasus Hambalang bernasib sama dengan kasus kasus korupsi sebelumnya yang hilang ditelan waktu. Tidak ada yang tidak ingin melihat timnas sepak bola Indonesia meraih kejayaan setelah seblumnya selalu tertunda oleh permasalahan politik di tingkat elitis. Dan pasti seluruh rakyat menginginkan sebuah win win solution atas masalah subsidi BBM. Membiarkan masalah ini akut hanya akan jadi bom waktu bagi bangsa ini. Semua harus diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah beserta stakeholder terkait agar negeri ini dapat kembali melanjutkan pertumbuhan serta pembangunannya menuju bangsa yang lebih sejahter adan bermartabat.

Tidak ada masalah yang tidak memiliki hikmah. Bagaimanapun kompleksnya permasalahan yang timbul di tahun 2012, setahun kebelakang tetaplah merupakan sebuah pembelajaran bagi bangsa ini dalam menghadapi tahun tahun ke depannya. Tahun 2012 adalah dasar segala pertimbangan kebijakan 2013, dan tahun 2013 adalah pisau eksekusi bagi setiap permasalahan di tahun 2012. Bangsa ini memiliki banyak potensi sumber daya di berbagai sektor kehidupan, tinggal bagaimana pemerintah dapat melakukan managing yang baik untuk membawa negeri ini tetap ada di trek yang benar menuju kesejahteraan. Semoga berbagai permasalahan yang terjadi setahun yang lalu dapat menjadi sebuah cermin refleksi diri negeri ini dalam proses berubah menjadi negeri yang maju. Proses yang kelak akan berujung pada sebuah keselarasan dalam hidup, sesuai dengan amanat konstitusi dan cita cita negara.

Tulisan ini dimuat di Harian Seputar Indonesia
Rubrik Suara Mahasiswa
Januari, 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar