Sabtu, 07 Juli 2012

Tanggung Jawab Pembangunan Hijau


Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Dunia yang mengangkat masalah lingkungan digelar di Rio de Janeiro, Brazil, tepat 20 tahun KTT Bumi yang juga diselenggarakan di tempat yang sama. Isu lingkungan kembali muncul melihat di berbagai belahan bumi terjadi ketidakmenentuan iklim dan peningkatan kuantitas bencana alam. Hal ini menimbulkan sebuah tuntutan bagi para pemangku kebijakan  dunia untuk merumuskan sebuah kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan.

Lingkungan seolah menjadi sebuah trade-off besar terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat hingga sekarang memiliki titik tolak utama yaitu revolusi industri. Revolusi industri membuat kecepatan peradaban semakin pesat dan ekonomi melaju kencang. Sayangnya, limbah serta polusi yang dihasilkan sebagai bentuk eksternalitas negatif dari revolusi industri membuat lingkungan menjadi korban utama. Akumulasi tersebut membawa kita pada era perubahan iklim ekstrim seperti sekarang ini.

Sampai detik ini, kecepatan pertumbuhan teknologi ramah lingkungan masih tertinggal dari kecepatan pertumbuhan industri konvensional yang mengeluarkan banyak polusi dan limbah, sehingga fenomena penyelamatan lingkungan masih hanya sebatas mengurangi laju pertumbuhan polusi bukan mengurangi polusi secara keseluruhan. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian utama para pemangku kebijakan yang berunding di KTT+20,Rio de Janeiro 2012. Harapannya adalah munculnya sebuah formula yang dapat membuat akumulasi total polusi berkurang, bukan hanya sekedar mengurangi laju pertumbuhannya.

Dengan dibawanya isu ini diharapkan para pemimpin dunia dapat mendesak negara negara industri segera mengurangi ekspansi industrialisasinya yang tidak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan. Karena bagaimanapun membiarkan negara negara industri untuk terus melakukan industrialisasi dan hanya mengandalkan negara tropis untuk memperbaiki alamnya hanya akan membuat perbaikan lingkungan semakin menjauhi kata berhasil.

Perbaikan kelestarian alam jangan sampai hanya menjadi tanggung jawab negara negara tropis, namun bagaimana negara negara industri maju juga ikut bertanggung jawab atas pencemaran yang dilakukan. Wacana vertical gardeningrooftop gardening serta berbagai inovasi penghijauan kota, sudah seharusnya diimplementasikan secara massal demi memperbaiki kualitas lingkungan itu sendiri.

Sudah selayaknya apa yang dialami bumi ini menjadi tanggung jawab seluruh negara baik negara maju maupun berkembang. Keselarasan dalam upaya perbaikan lingkungan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan dari negara maju dan berkembang sangat diperlukan untuk membawa peradaban pembangunan dunia menjadi pembangunan hijau yang berkelanjutan.

Tulisan ini dimuat di Harian Seputar Indonesia kolom Suara Mahasiswa edisi 25 Juni 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar