Sabtu, 31 Agustus 2013

Preview Giornata 2 : Shockmaker

Preview Giornata 2 : Shockmaker
Pada giornata 2 kali ini, Roma akan menjamu Hellas Verona di Stadion Olimpico, tanpa dukungan dari curva sud yang masih menjalani hukuman akibat tindakan yang disinyalir berbau rasis. Pertandingan ini juga menjadi debut bagi punggawa anyar Roma untuk bermain di Stadio Olimpico. Mehdi Benatia, Maicon, Strootman, hingga Adem Ljajic dan Gervinho bahkan pelatih Rudi Garcia akan mencicipi rasanya bermain di kandang sendiri, Stadion Olimpico. Yang dilawan adalah tim promosi, yang berhasil mengalahkan AC Milan, Hellas Verona.


Perkiraan Pemain
Line Up (4-3-3) : De Sanctis ; Benatia, Castan, Maicon, Balzaretti ; De Rossi, Strootman, Pjanic ; Ljajic, Totti, Florenzi.
Roma jelas menginginkan winning streak sebelum menjalani derby della capitale pada Giornata 4. Salah satunya melawan shockmaker Hellas Verona. Roma dituntut untuk bisa menjaga penguasaan bola dengan tidak membiarkan serangan balik yang akan digencarkan oleh Hellas Verona. Mehdi Benatia, berhasil melakukannya saat menjaga striker Livorno, Paulinho. Namun pertarungan kali ini berbeda, Luca Toni jauh memiliki postur dan penguasaan area yang lebih baik ketimbang, Paulinho.
Kembalinya Kevin Strootman dari cedera, akan menambah kekuatan lini tengah Roma mengingat Strootman bermain dengan sangat baik di pra-musim  baik dalam bertahan maupun menyerang. Di ini depan, Garcia mengindikasikan bahwa Gervinho dan Ljajic siap bermain walaupun belum memiliki kekuatan selama 90 menit. Marco Borriello mungkin tidak turun sebagai starter akibat kegagalannya dalam menunjukkan performa di depan pendukung Livorno. Dengan demikian, Francesco Totti akan memainkan peranannya kembali ke era Spalletti sebagai striker-less forward di lini depan. Florenzi yang bermain impresif dengan mencetak gol dan mencatatkan banyak shot on goal ketika menjadi Inside Forward di sisi kanan Roma juga memiliki kemungkinan untuk diturunkan.

The Old Roma vs The New Roma

Roma versi lama tidak akan memperoleh winning streak panjang bahkan cenderung kesulitan melawan tim kecil, maka keberhasilan Rudi Garcia dalam menentukan Roma baru adalah dengan membuktikan konsistensi memperoleh kemenangan di giornata 2 melawan Hellas Verona. Minggu, 23 Agustus 2013, 23:00 WIB. Forza Roma!

Rabu, 28 Agustus 2013

Review Giornata 1 Roma : De Rossi, The Son of Rome Raises

Roma memulai giornata pertama Serie A 2013/2014 dengan kemenangan setelah terakhir kali memperolehnya di tahun 2007. Hal ini jelas meningkatkan kepercayaan diri serta mental bertanding tim ibukota sekaligus jadi awal yang baik bagi Rudi Garcia. Momentum? Ya. Pembuktian diri? Belum.

Review
Line Up (4-3-3) : De Sanctis ; Maicon, Benatia, Castan, Balzaretti ; De Rossi, Bradley, Pjanic (Taddei) ; Totti, Borriello (Gervinho), Florenzi (Marquinho).

Babak pertama berakhir dengan skor 0-0. Tipikal bermain melawan tim promosi, Livorno melakukan pendekatan defensif dengan sesekali mengandalkan top scorer mereka Paulinho dalam serangan balik. Duen pemain anyar, Benatia dan Castan mampu meredam agresivitas natural Paulinho. Roma kesulitan mencetak gol, berbeda dengan era Zeman dan Luis Enrique, dimana Roma tidak hanya kesulitan mencetak gol namun juga kesulitan untuk membangun serangan, kini Roma sesekali dapat membangun variasi serangan lewat Pjanic dan Francesco Totti. Belum lagi agresivitas Maicon di sisi kiri yang tidak jarang melakukan shooting satu-dua kali untuk memecah kebuntuan.


Gol pemecah kebuntuan dicetak di menit 65 setelah operan Francesco Totti diteruskan tendangan keras Daniel ‘Futuro Capitano’ De Rossi. Sebuah gol tipikal De Rossi yang terakhir kali mencetak gol di tahun 2012. Setelah mencetak gol, DDR berlari ke arah rekan rekan tim yang berada di bench (kayaknya sih Borriello.cmiiw). Memperlihatkan betapa emosionalnya gol tersebut bagi sang pewaris takhta Francesco Totti. 2 menit berselang Florenzi berlari keluar kawalan bek bek Livorno menyambut kejelian Leandro Castan yang memberikan umpan jauh di belakang defender Livorno.2-0 untuk tim ibukota.

Mental Bermain
Era Luis Enrique dan Zdenek Zeman meninggalkan fluktuasi mental bermain bagi Roma. Musim lalu, Roma menang melawan Milan, Juve, Fiorentina, Napoli, Inter. Namun gagal melawan tim tim semenjana seperti Chievo, Cagliari, Pescara dan sebagainya. Mental De Rossi dalam memecah kebuntuan adalah apa yang dibutuhkan sang Futuro Capitano dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam memimpin Roma pasca-Francesco Totti.


The competition has started. Keep it hungry for glory!

Sabtu, 24 Agustus 2013

Mini Serie A Preview 2013/2014 : Manager Dependency

Serie A dimulai. 20 tim terbaik di Italia siap memberikan yang terbaik untuk meraih posisi terbaik di akhir kompetisi. Keyakinan atas lebih merata-nya kompetisi Serie A musim ini terus dipupuk. Tim-tim pesaing Juventus mulai berbenah dengan satu ambisi, mengakhiri dominasi Juventus atas back-to-back scudetti 2 tahun berturut-turut.

Bursa Transfer
Bursa transfer bergulir, tiap tim berbenah. Nama nama ‘beken’ masuk ke Serie A. Di tim tim papan atas, Juventus mendapatkan Carlos Tevez, Fernando Llorente, serta Angelo Ogbonna. Napoli memborong Pepe Reina, Gonzalo Higuain, Raul Albiol, Callejon, serta Dries Mertens. Milan gaet Matias Silvestre dari Inter serta Andrea Poli dari Sampdoria. Inter merekrut pemain muda semacam Ishak Belfodil dan Mauro Icardi, diluar kedatangan dari Hugo Campagnaro dan Rolando. Sementara Mario Gomez, Joaquin, Kevin Strootman, Gervinho dan Maicon menuju Fiorentina dan AS Roma. Belum lagi mempertimbangkan 2 tim spesialis pengganggu tim papan Lazio-Udinese yang dalam 2 musim terakhir selalu merusak konstelasi papan atas Serie A.
Tim papan tengah hingga tim promosi juga terus membenahi dirinya masing-masing. Parma mendapat Antonio Cassano, Hellas Verona mendapat Luca Toni. Serie A kini merata dari segi kualitas pemain. Ditambah 5 derby kota tahun ini, Turin, Milan, Roma, Genoa serta Verona, menambah kepastian serunya Seria A musim ini.

Overview : New Managers
Berbicara mengenai tim-tim yang bersaing di papan atas Serie A, Juventus, Milan dan Fiorentina memutuskan untuk mempercayakan posisi manajer tim kepada pelatih terdahulunya. Juventus dengan Antonio Conte, Fiorentina dengan Vincenzo Montella,serta Milan, yang sempat alot untuk memutuskan perpanjangan, Massimiliano Allegri. Conte telah membuktikan diri dengan meraih 2 scudetti di musim pertamanya bersama Juventus. Allegri, adalah tim yang membawa Milan meraih scudetto 2010/2011, dan Vincenzo Montella di awal kepelatihannya terus mengalami performa menanjak, setelah menjadi caretaker AS Roma, membawa Catania bermain cemerlang pada 2011/2012, dan puncaknya mebawa Fiorentina di peringkat 4 Serie A musim lalu.

Sementara itu Inter, Napoli, dan AS Roma mengganti pelatihnya dengan pelatih baru. Performa buruk Inter musim lalu, selain akibat cedera pemain, membuat posisi Andrea Stramaccioni dicabut untuk digantikan eks pelatih Napoli, Walter Mazzarri. Sementara posisi yang ditinggalkan Mazarri di Napoli, digantikan oleh Rafael Benitez. Sementara Roma menunjuk Rudi Garcia, pelatih yang membawa Lille menjuarai Ligue 1 musim 2010/2011.

Manager : Key Factor
Seria A musim ini dimulai dengan berbagai macam hal baru. Pemain baru, tujuan baru, tingkat kekuatan dan kedalaman tim yang baru, serta pesaing pesaing dengan aroma baru. Juventus mengincar hattrick scudetti sebagaimana yang dilakukan Internazionale pada medio 2007-2010, namun keberhasilannya berada di tangan Antonio Conte. Kemampuan Antonio Conte dalam memasukkan Carlos Tevez dan Llorente ke dalam skema Juventus, yang harus menahan ego dari Sebastian Giovinco, Mirko Vucinic untuk rela dirotasi waktu bermainnnya. Jangan lupa pula masih hadirnya Matri dan Fabio Quagliarella dalam skuad. Performa Juventus juga masih mengundang banyak tanya di pra-musim, menandakan Antonio Conte masih terus berbenah. Dan ini yang menjadi kunci apakah hattrick scudetti akan tercapai.




Penyakit Milan bersama Allegri musim lalu yang terseok di awal musim merupakan pekerjaan rumah bagi Massimiliano Allegri. Allegri harus mempercepat waktu adaptasi skuad barunya sebelum terlambat karena musim ini pesaing akan jauh lebih berat. Sementara Fiorentina cenderung stabil. Pakem Vincenzo Montella akan tetap berjalan mengingat kepergian Stevan Jovetic telah diisi oleh Mario Gomez. Kehadiran Joaquin akan semakin menambah daya gedor winger Fiorentina yang tahun lalu begitu eksplosif ditopang Cuadrado dan Adem Ljajic. Konsistensi permainan menjadi tugas lain yang harus diselesaikan Montella jika ingin membawa Fiorentina masuk Liga Champion musim depan.

Walter Mazzarri adalah sosok yang dibutuhkan Internazionale. Inter harus kembali (minimal) stabil di papan atas Serie A, dan itu hal yang secara konsisten dicapai Mazzarri di Napoli. Siap memulai Serie A dengan pemain pemain muda, membuat Mazzarri diwajibkan untuk dapat memupuk mental pemain muda untuk mengangkat kembali nama besar Internazionale.



Sementara tim ibukota, AS Roma, bersama Rudi Garcia harus kembali memulai proyek-nya setelah gagal di bawah asuhan Luis Enrique dan Zdenek Zeman. Garcia diharapkan membawa keseimbangan dan membuat sisi defensif Roma menjadi lebih baik setelah terus menjadi bulan-bulanan di 2 tahun sebelumnya. Belum lagi penyakit Totti-sentris dan mental bermain, merupakan pekerjaan rumah Garca di Roma.


Beralih ke Naples, Napoli melakukan sebuah gambling terbesar dengan merekrut Rafa Benitez. Benitez sangat diingat publik Italia saat gagal membawa pencapaian di Internzionale. Maka trauma akan Rafa Benitez di Serie A agak membayangi para tifosi Napoli. Namun Rafa kali ini berbeda, lain ketika di Internazionale, di Napoli Rafa sendiri yang mengomandoi transfer pemain. Tidak heran, Napoli rasa Spanyol hadir di tahun ini. Gonzalo Higuain, Raul Albiol, serta Callejon diborong dari Real Madrid. Maka pertanyaan yang paling besar adalah, akankah Napoli menjadi raja di Liga layaknya Valencia under-Benitez, atau menjadi jagoan Eropa layaknya Liverpool di Liga Champion atau Chelsea di Liga Eropa under-Benitez, atau malah hancur lebur seperti saat di Inter?



Di sisi lain, Francesco Guidolin serta Vladimir Petkovic siap membawa Udinese dan Lazio kembali mengacak-acak berbagai perkiraan pra-musim para pengamat. Berbekal semangat dan ketajaman  bomber ‘makin tua makin jadi’ Antonio Di Natale serta eksplosivitas Candreva-Hernanes di Lazio, kedua tim tersebut siap menyajikan perputaran posisi di 8 teratas Serie A Italia musim depan.

So, tahun ini tiap pelatih memiliki pekerjaan rumah masing-masing. Mereka yang menentukan nasib berbagai tim diatas dalam mengarungi panjangnya musim. It will be a marathon. Tapi tidak berarti mereka akan sampai ke garis akhir. Sabar bukanlah kata yang terdapat di kamus tifosi Italia. Mungkin saja Milan tidak akan memaafkan Allegri jika start buruk kembali dituai, mungkin pula Benitez akan bernasib sama seperti di Inter, dan sangat mungkin Roma kembali kehilangan kesabaran di tahun ketiga revolusi di tubuh serigala Roma.


Keep both of your eyes watching. Let the Seria A begins! Have a nice season, everyone! :D

Preview Giornata 1. Livorno – AS Roma

Yap. Mulai tahun ini insya Allah gue akan me-review tiap giornata. Ga janji akan memberikan both preview dan review tiap giornata. But, i’ll try my best. :D

H-10 penutupan mercato Roma, bukan berita baik seperti di awal mercato yang timbul di tubuh tim ibukota. Setelah kepergian Marquinhos, Osvaldo (yang sudah di ekspektasikan sejak lama mengingat hubungan buruk dengan fans), kini  Roma hampir pasti kehilangan punggawa potensialnya, Erik Lamela. Ini yang menyebabkan gue juga belum bisa memberikan prediksi Serie A musim ini unless mercato is over.


Giornata 1. A History.
Face the truth. Giornata 1 telah di depan mata. Roma akan bertandang ke kandang Livorno, sebuah tim promosi. Tiga giornata pertama Roma (Livorno, Verona, Parma) sangat ideal bagi tim yang bisa dibilang memulai kembali proyek-nya dari awal. Pelatih baru, skema baru, pemain baru, penyakit lama. Kenapa penyakit lama? Sejak 2007, Roma belum pernah menang di pertandingan pembuka. Begitupun Rudi Garcia yang juga hanya memenangkan 2 dari 6 pertandingan pembukanya. Beruntung bagi Roma pertandingan kali ini dibuka melawan tim promosi, Livorno.

Perkiraan Pemain.
Dua pemain dipastikan absen, diluar hengkangnya Osvaldo dan Lamela yaitu Kevin Strootman dan Destro. Keduanya dibekap cedera. Nama pertama mengalami cedera saat pertandingan pra-musim melawan Ternana. Belum lagi ditambah ketidak pastian apakah Marco Borriello tersedia di dalam tim, mengingat manajemen Roma yang terus berusaha menjual eks-Genoa tersebut.
Perkiraan pemain versi Andhika :
(4-3-3) De Sanctis; Maicon, Benatia, Castan, Balzaretti ; De Rossi , Bradley, Pjanic ; Totti (c), Borriello, Gervinho.
Potential subs : Balzaretti -> Dodo/Torosidis
                            Bradley -> Florenzi
                            Borriello -> Gadji Tallo

Roma memiliki beberapa opsi untuk bermain di lini tengah dengan absennya Strootman. De Rossi dan Pjanic dapar dipastikan untouchable sebagai pengisi lini tengah AS Roma. Tinggal memutuskan apakah menggunakan Bradley sebagai penyeimbang, atau menggunakan Florenzi yang sangat eksplosif sebagai gelandang serang di pra-musim kemarin. 


Potensi kehilangan Lamela dan Borriello pun membuat banyak kemungkinan di lini depan. Sangat mungkin Totti menjadi Target Man seperti era-Spalletti, dan mencoba Gervinho-Florenzi/Pjanic sebagai winger. Mengingat kemampuan keduanya sebagai winger.  Jangan lupakan Marquinho, walaupun kabar terakhir juga pemain tersebut dekat dengan Juventus. Gadji Tallo yang sangat sering dicoba oleh Garcia pun bisa saja bermain mengingat kosongnya bomber spot Roma jika Destro-Borriello tidak bisa dimainkan.


Well, everything’s possible. Termasuk memainkan Lamela dan membiarkan dia memainkan match terakhirnya bersama Roma musim ini (berita terakhir Lamela masih masuk call-up squad Roma kontra Livorno). But, perkiraan formasi di atas, secara matematis masih bisa mengalahkan Livorno dan menutup rentetan buruk laga pembuka AS Roma. Semoga tahun ini menjadi tahunnya Roma dan Pallotta memenuhi janjinya untuk membuat Roma yang #HungryForGlory.