Selasa, 11 Desember 2012

Memutuskan Untuk Turun


AKSI.
Sebuah kata yang heroik bagi sebagian mahasiswa.
Namun juga menjadi sebuah kalimat yang menyebalkan bagi sebagian mahasiswa.
Kenapa?

Mahasiswa, dalam hal ini sampel saya adalah Universitas Indonesia, terbagi dalam dua pihak dalam menyikapi keputusan unuk melakukan AKSI. Setuju atau Tidak Setuju. Adakah yang salah? Pihak pro atau kontra? Penyikapannya sangat tergantung dengan apa yang terjadi di lapangan. Terlalu naif untuk berkata mahasiswa tidak butuh AKSI. Sejarah di tahun 1998 akan menjadi tameng besar bagi mereka yang hanya memiliki alasan tersebut. Pada tahun itu, mahasiswa seluruh Indonesia memiliki musuh yang sama, para penguasa orde baru, yang pada saat itu secara terang terangan menutup mulut rakyat, menekan rakyat, yang di-cover dengan pembangunan ekonomi berlandaskan hutang luar negeri. Setidaknya itu yang saya dapatkan ketika bertanya ke mayoritas orang (walaupun para ekonom, mahasiswa ekonomi akan sangat tidak setuju jika dikatakan pembangunan dengan hutang adalah hal yang sia-sia, termasuk saya, termasuk pula Sri Edhi Swasono). Apa yang terjadi dengan pergerakan mahasiswa pada saat itu, sangat frontal karena tidak ada wadah yang memungkinkan menerima pendapat mereka. Musuh mereka sama, memberhentikan ketidak-adilan apapun caranya, at any cost.

Mari putar waktu ke era dimana kita berdiri saat ini. Kenapa harus ada demonstrasi, kenapa harus ada AKSI, dan kenapa harus bernama “AKSI”. Kita dapat break-down menjadi beberapa alasan, mulai dari yang hard reason, hingga soft reason.
a. AKSI adalah bentuk pengabdian mahasiswa kepada rakyat yang membiayai kuliah mereka.
Anggapan ini benar, namun apa yang ada di benak masyarakat ketika mereka melihat mahasiswa justru menghancurkan fasilitas umum yang dibeli dengan uang rakyat. Mahasiswa justru ricuh di balkon ruang paripurna DPR, ketika para wakil rakyat ingin memutuskan seberapa pantas harga BBM naik. Rakyat mana yang bangga?

b. Ketika mahasiswa turun ke jalan, adalah sebuah sinyal hati hati bagi pemerintah, karena ada sesuatu yang genting sedang melanda bangsa ini.
Seberapa genting bangsa ini, ketika ada seruan AKSI untuk menurunkan SBY dalam rangka 3 tahun (8tahun total), pemerintahan SBY? Keadaan yang begitu kondusif seperti sekarang, yang merupakan hasil kerja keras para pemimpin negara untuk men-stabil-kan kondisi negeri agar tidak kembali terulang seperti 1998? Bukankah dengan menurunkan SBY hanya akan membangun negeri ini kembali dari 0? Siapa yang mau gantikan SBY ketika yang tersedia hanyalah Wapres Boediono, Abu Rizal Bakrie, Prabowo Subianto, atau kembali ke zaman Megawati Soekarno Putri? Tidakkah ada kajian kausalitas yang dilakukan?

c. AKSI dilakukan ketika perjuangan lewat kajian tidak menemui jalan keluar.
Bohong jika tidak ada wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan pendapat, karena BEM FE UI berkali kali berhasil berdiskusi dengan anggota DPR untuk masalah APBN. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa besar kita dapat mengutarakan rasionalisasi alasan, mendebat hingga akhir, dan memanfaatkan wadah tersebut sebaik mungkin. Bukan kembali ke cara lama yang sarkastis, seolah tidak ada wadah untuk melakukan diplomasi. Dan satu hal, bersabar menerima proses.

d. AKSI adalah bentuk kepedulian mahasiswa, kepada pemerintah selaku penanggung jawab negeri ini.
Tepat. Sayangnya terkadang bentuknya salah. Apresiasi besar bagi BEM UI yang menunjukkan secara jelas bagaimana AKSI seharusnya dikemas. Flash mob, menerbangkan layangan, teatrikal dan lain sebagainya. AKSI dorong dorongan dengan polisi, satpam DPR hanya akan adalah lembaran lama yang asumsi kejadiannya-pun  berada dalam kondisi yang berbeda.

e. Kenapa harus bernama AKSI?
kata “AKSI” terkesan heroik bagi sebagian orang yang hidupnya mudah tersulut heroisme. Hanya saja, jika hanya mengandalkan orang orang yang memiliki jiwa heroik, kapan AKSI akan ramai? Bukan kah tujuan AKSI adalah pergerakan mahasiswa? Menggerakkan setiap elemen mahasiswa. Bukan sebagian mahasiswa. Secara kasar, saya katakan, mereka yang mudah tersulut api heroisme adalah mereka yang menyikapi AKSI secara inelastis, tidak usah takut orang orang tersebut memutuskan untuk tidak ber-AKSI ketika nama “AKSI” kita ubah.

Tulisan ini tidak dibuat untuk menyudutkan AKSI pergerakan mahasiswa. Saya sendiri ikut langsung dalam AKSI memperingati Hari Anti Korupsi yang dilakukan BEM UI kemarin. 9.12. Namun yang disayangkan, yang hadir hanya 1/10 dari target. 200an orang dari target 2000-an (konon). Sangat timpang jika dibandingkan dengan ragam sosialisasi eye catching tentang 9.12. Masih menyalahkan ketidakpedulian mahasiswa? Saatnya introspeksi tentang branding dari AKSI itu sendiri.

Ada beberapa pilihan nama yang dapat digunakan untuk mengganti kata “AKSI”. Sebagai contoh, AKSI Hari Anti Korupsi kemarin, kenapa tidak berbunyi Kampanye Hari Anti Korupsi, Gerakan Hari Anti Korupsi, atau apalah itu asal bukan AKSI, asal tidak berbabau sarkastis, agar terlihat soft, bersifat mengajak, bukan membentak seolah kita seharusnya sadar.

Memutuskan untuk melakukan AKSI adalah hak setiap orang. Keputusan untuk melabeli, mereka yang tidak mengikuti AKSI sebagai mahasiswa yang tidak peduli adalah pencorengan nama baik. Setiap orang memiliki asumsi cost dan benefit masing masing. Yang harusnya menjadi pertanyaan adalah bagaimana meninggikan benefit seorang mahasiswa untuk turun, bergerak untuk menyampaikan pesan tanpa harus takut dibayangi oleh kengerian demonstrasi, dorong dorongan, atau baku hantam dengan polisi.

Kita sadar, hari ini jauh lebih baik dari tanggal yang sama 14-15 tahun yang lalu.
Apakah mungkin kita benar benar resah, atau mungkin kita hanya tergesa-gesa menilai kondisi hari ini?
Manusia tidak dapat membuat candi terbaik dalam 1 malam, apalagi membuat negeri dengan masalah yang multi-dimensional ini kembali layak untuk disebut negeri.
Jangan jangan kita kurang bersabar, atau kurang bersyukur?
Haruskah kita AKSI?J

“..mungkin saja, ketika segala sarana untuk menyampaikan pendaat telah berjalan dengan baik, AKSI demonstrasi mahasiswa hanya akan menjadi romantisme masa lalu belaka..”
(anonymous)

Senin, 10 Desember 2012

Menyelesaikan Masalah Sepak Bola Indonesia


Kekalahan 2-0 atas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia beberapa hari yang lalu, tidak hanya memupuskan harapan untuk melihat Indonesia mengangkat piala AFF kali pertama sejak awal penyelenggaraan, namun juga kembali membuka borok sepak bola Indonesia di tingkat hulu. Sorot tajam masyarakat pemerhati sepak bola kembali mengarah kepada para pemimpin sepak bola Indonesia di tingkat elitis, yang sejak 2 tahun lalu, tak pernah luput dirundung masalah.

Apa yang dialami timnas Indonesia di Piala AFF 2012 adalah muara dari segala polemik politisasi sepak bola negeri ini. Perebutan kekuasaan kepemimpinan PSSI, berdirinya PSSI tandingan bernama KPSI yang mengakibatkan terbentuknya 2 timnas Indonesia, serta pelarangan pemain pemain yang berlaga di Indonesian Super League (ISL) untuk membela timnas adalah segelintir lelucon tidak lucu yang dilakukan oleh para elitis pengurus sepakbola negeri ini. Kebijakan-kebijakan konyol tersebut sangat jauh dari memikirkan keberlangsungan iklim sepak bola nasional yang kondusif, apalagi untuk berangan angan menjuarai kompetisi tingkat ASEAN.

Kondisi seperti ini mau tidak mau harus segera diakhiri. Membiarkan semrawut-nya sepak bola nasional tidak hanya membunuh nama Indonesia di mata pemerhati sepakbola ASEAN bahkan dunia, namun juga melepas salah satu tools besar pemersatu bangsa. Tidak akan ada lagi 75.000 manusia berbondong bondong meneriakkan nama bangsa seraya menyanyikan lagu kebangsaan dengan lantang dan tangis haru. Semua itu hanya akan jadi romansa sepak bola masa lalu yang dimakan ego elitis sepak bola Indonesia di tingkat hulu.

Intervensi mutlak dilakukan dalam waktu cepat. 2013 ada Sea Games, dan 2014 Piala AFF akan kembali digelar. Masa depan sepakbola Indonesia akan ditentukan dari sejauh mana permasalahan di tingkat elitis selesai. Bagaimana memberikan kenyamanan bagi pelatih untuk memilih pemain terbaik dari liga manapun, serta memberikan keamanan bagi pemain manapun untuk membela merah putih. Jangan tanyakan materi pemain, era Bambang Pamungkas mungkin sudah usai, namun kita harus menyambut era Andik Vermansyah serta Syamsir Alam cs yang di 2014 akan berada pada masa masa terbaik untuk membela Indonesia.

Mata rantai perebutan kekuasaan sepak bola untuk alasan politis harus segera diputus. Tidak ada yang ingin kegagalan ini berulang, tidak pula ada yang ingin bakat bakat pesepak bola nasional di sia siakan hanya karena kepentingan sekelompok golongan. Reformasi sepak bola nasional mutlak diperlukan dengan tidak hanya melibatkan pemerintah, namun juga PSSI, klub, pemain serta supporter. Reformasi wajib hukumnya untuk pembaharuan sepak bola nasional, karena dengan diam, kita hanya akan menunggu bom waktu bernama sanksi FIFA akan meledak dan menampar wajah pesepakbolaan negeri ini.

Tulisan ini dimuat pada Harian Seputar Indonesia
Desember, 2012

Sabtu, 01 Desember 2012

Sistem Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi


Masih hangat dalam pembicaraan publik perihal pembubaran salah satu lembaga terkemuka di Indonesia yaitu BP Migas. Hal ini sontak menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat, apa yang sebenarnya terjadi dalam pengelolaan migas di bangsa ini sehingga Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) didakwa inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi. Dengan keputusan tersebut, hingga batas waktu yang belum ditentukan, pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral mengambil alih peran BP Migas dalam pengelolaan kegiatan migas di tingkat hulu.

Pengelolaan minyak dan gas bumi Indonesia, oleh para pemohon judicial review kepada mahkamah konstitusi, dianggap tidak pro terhadap negara. Berbagai fakta kebijakan tidak pro rakyat disampaikan, semuanya berujung pada terjadinya penyimpangan terhadap konstitusi negara UUD 1945 pasal 33 yang mengatur kekuasaan negara terhadap sumber daya alam. Tidak sedikit dari para kritikus menyayangkan keputusan ini, namun tidak sedikit pula yang menganggap ini adalah sebuah keputusan penting untuk mengembalikan kedaulatan migas Indonesia.

Terlepas dari pro dan kontra terkait keputusan mahkamah konstitusi mengenai BP Migas, terdapat benang merah yang dapat ditarik untuk menjelaskan fenomena ini. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan penuh terhadap sumber daya alam nasional, seperti yang diamanatkan undang undang, menyadari bahwa perlunya penegasan kedaulatan sumber daya alam nasional. Rakyat sadar bahwa ketika asing sudah mengelola sumber daya alam lebih banyak dari yang dikelola anak bangsa, mengisyaratkan ada indikasi penyimpangan kebijakan di negeri ini.

Lalu bagaimana solusi dari hilangnya penguasaan migas di tingkat hulu dari BP Migas? Akankah kembali ke Pertamina? Jawabannya adalah tidak. Kenapa? Karena keputusan memberikan kekuasaan di tingkat hulu dikembalikan kepada Pertamina selaku BUMN utama yang bergerak di bidang migas, kemungkinan besar hanya akan me-recall permasalahan monopoli, oligarki, dan korupsi yang dialami bangsa ini dalam pengelolaan kegiatan hulu migas bertahun tahun yang lalu. Power tends to corrupt.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, selaku penanggung jawab kegiatan hulu migas pengganti BP Migas, sekaligus sebagai pihak dipercaya mengemban tugas pengelolaan migas di negeri ini diharapkan dapat kembali memberikan keyakinan kepada rakyat bahwa pengelolaan migas dilakukan secara wajar, tidak berat pada asing, dan pro rakyat. Hal ini harus disadari oleh pemangku kebijakan, karena jika tidak, mungkin saja, setelah diangkatnya pengelolaan migas akan ada judicial review lagi untuk pengelolaan sumber daya lain seperti UU Minerba dan sebagainya. Semoga fenomena ini, menjadi pengingat bagi pemangku kebijakan, agar mengembalikan kebijakan bangsa ini, utamanya dalam hal pengelolaan sumber daya alam, kembali ke jalurnya sesuai dengan amanat konstitusi, yaitu untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. 


Tulisan ini dimuat di harian Seputar Indonesia
November, 2012
http://www.seputar-indonesia.com/news/sistem-pengelolaan-minyak-dan-gas-bumi

Rabu, 31 Oktober 2012

Karya Pemuda untuk Indonesia


Tepat 84 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia menyelenggarakan sebuah kongres yang merepresentasikan betapa besarnya semangat untuk mengambil andil bagian pada torehan sejarah bangsa. Serta mengecam segala bentuk bibit-bibit diskriminasi, pembodohan dan perpecahan bangsa khususnya di kalangan pemuda. Yang kemudian terumuskan pada sebuah rumusan sederhana yang sarat makna bernama Sumpah Pemuda.

Pemuda adalah sosok yang memiliki begitu banyak kesempatan dan kemampuan untuk melakukan berbagai hal. Tenaga, pikiran dan hati berada pada level tetinggi untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya. Inilah yang mendasari mengapa begitu besar harapan bangsa yang disematkan di pundak para pemuda Indonesia. Sejarah mencatat, sebelum bangsa ini merdeka, para pemuda memanfaatkan potensi tenaga, pikiran dan hati mereka untuk mengangkat senjata melawan segala bentuk pembodohan dan penjajahan. Hasilnya tidak sembarangan, kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah muara besar hasil perjuangan pemuda Indonesia.

Sudah menjadi hakikat seorang pemuda untuk menjadi tulang punggung kemajuan bangsa. Dan apa yang dimiliki pemuda Indonesia hari ini sudah lebih dari cukup untuk memulai itu semua. Bonus demografi yang akan terjadi di bangsa ini adalah sebuah potensi besar untuk mengakselerasi pembangunan Indonesia. Jumlah umur produktif Indonesia akan berada pada level tertinggi sepanjang sejarah. Pemuda Indonesia-lah yang memegang kunci seberapa mampu bangsa ini memanfaatkan bonus demografi tersebut untuk meningkatkan pembangunannya.

Situasi ini menjadi waktu yang sangat tepat bagi para pemuda untuk mengubah gagasan-gagasannya dari sekedar makalah ilmiah ataupun program kreativitas, menjadi sebuah tindakan nyata guna menyelesaikan permasalahan bangsa satu demi satu. Segala bentuk bantuan dan dukungan baik secara riil maupun materiil untuk semua disiplin ilmu bertebaran tersedia untuk membantu para pemuda membangun gagasannya, mulai dari yang disediakan pemerintah lewat 20% dana pendidikan maupun yang asalnya dari sektor swasta dan organisasi non-profit. Contoh keberhasilan implementasi karya pemuda begitu banyak tersebar di berbagai belahan bumi Indonesia. Dan inilah saatnya menstimulasi lebih banyak pemuda untuk merealisasikan ide-ide kreatifnya, karena semakin banyak ide terimplementasi, semakin dekat bangsa ini menuju gerbang perbaikan dan kemakmuran.

Tidak ada alasan lagi bagi pemuda untuk diam dan tidak menciptakan karya nyata untuk Indonesia. Para pemuda di belahan bumi lain terus bergerak memajukan bangsanya masing masing, sudah saatnya pemuda Indonesia bangun dan tersadar untuk menciptakan karya nyata untuk ibu pertiwi. Tidak perlu ada lagi tawuran antar pemuda, diskriminasi, selisih paham, dan berbagai tindak buruk yang tercipta di kalangan pemuda Indonesia. Saatnya  saling menurunkan ego, mendinginkan kepala dan bahu membahu memajukan bangsa Indonesia. Karena 84 tahun yang lalu, para pemuda bersatu memajukan bangsa, bukan saling jegal apalagi saling caci.

Tulisan ini dimuat di Harian Seputar Indonesia, Selasa, 30 Oktober 2012

Selasa, 30 Oktober 2012

Efek Jera untuk Penegak Hukum


Selain korupsi, Indonesia sebenarnya menghadapi sebuah permasalahan klasik dalam hal ketata negaraan yaitu kolusi. Perilaku kolusi biasanya berbentuk perjanjian gelap, penyogokan jaksa serta hakim dan sebagainya. Optimisme penegakan hukum dari korupsi, kolusi dan nepotisme yang sejak akhir era orde baru di gaung-gaungkan oleh para aktivis sosial politik kemasyarakatan Indonesia semakin memudar melihat kenyataan bahwa lembaga penegak hukum merupakan salah satu lembaga yang justru paling akrab dengan perbuatan haram tersebut.

Penyogokan jaksa, hakim, polisi serta saksi palsu dalam persidangan menjadi komoditas yang sangat akrab di telinga masyarakat sehari hari. Hal ini menyebabkan, kredibilitas penegak hukum yang notabene adalah parameter utama penegakan keadilan di sebuah negara hukum seperti Indonesia menjadi sangat rendah. Alhasil, tidak jarang kita mendengar bahwa penggunaan jalan pintas untuk membebaskan diri dari jeratan hukum, baik kecil maupun besar, menjadi sebuah kebiasaan tersendiri masyarakat negeri ini.
Hal diatas merupakan cerminan pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah untuk membersihkan lembaga penegak hukum dari kebiasaan laten tersebut. Pemerintah dituntut untuk dapat meningkatkan kredibilitas penegak hukum agar dapat menjalankan fungsinya sebagai tiang utama penegakan hukum di Indonesia. Hal ini bukan tanpa jalan keluar, pada tahun 2003 pemerintah membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menuntaskan segala bentuk korupsi dan kolusi yang menjangkiti bangsa ini. Keberadaan KPK inilah yang harus dijadikan senjata utama bagi pemerintah dalam meningkatkan kredibilitas penegak hukum.

Pemaksimalan KPK dapat dilakukan dengan beberapa jalan, diantaranya, pembuatan sebuah pos khusus untuk melakukan pengawasan kepada seluruh lembaga penegak hukum. Hal ini mengingat tingginya urgensi untuk membersihkan lembaga penegak hukum dari kolusi dan korupsi, agar kredibilitas penegak hukum Indonesia di mata masyarakat meningkat. Yang kedua adalah peningkatan perlindungan bagi para whistle blower yang ada di dalam lembaga penegak hukum. Diperlukan sistem yang menstimulasi serta melindungi para whistle blower untuk mengungkap dan melaporkan tindakan korupsi dan kolusi yang mereka lihat, sehingga akan semakin banyak tercium kasus-kasus yang tersimpan erat di lembaga penegakan hukum. Hal ini akan menjadi pembuka jalan bagi KPK untuk memberantas korupsi dan kolusi lembaga penegak hukum hingga ke akarnya.

Dengan pemaksimalan KPK untuk memberantas kolusi dan korupsi pada lembaga penegak hukum, diharapkan akan ada efek jera dalam melakukan kecurangan dalam hukum, yang kemudian akan bermuara pada meningkatnya efektivitas kinerja lembaga penegak hukum serta kredibilitasnya di mata masyarakat. Sehingga awareness masyarakat kepada hukum akan semakin tinggi dan cita cita bangsa untuk mewujudkan suatu keadilan, tidak hanya secara sosial, bagi seluruh rakyat Indonesia dapat tercapai. 

Tulisan ini dimuat di harian Seputar Indonesia
Selasa, 16 Oktober 2012

Sabtu, 25 Agustus 2012

Serie A Starts..!


Liga sepakbola yang nge-trend pada medio 1990 akhir hingga 2000-an awal di Indonesia sebelum akhirnya dirusak skandal Calciopoli ini kembali dimulai. Perebutan Scudetto akan menjadi semakin seru, melihat berbagai keadaan naik turun di setiap klub. Liga ini siap menyajikan sebuah parade menjanjikan  yang tak kalah dengan Liga Primer Inggris. Jika muncul sebuah pertanyaan liga apa yang menandingi ke-kompetitif-an EPL musim ini, saya berani  jawab dengan tegas. Liga Italia Serie A. Watch out..!

Juventus

Juara bertahan ini masih harus menelan pil pahit kehilangan Antonio Conte di bench selama 10 bulan ke depan. Dengan demikian ada potensi lucutnya strategi Juventus musim ini, sehingga memungkinkan bagi tim tim pesaingnya untuk mengakhiri dominasi unbeaten La Vecchia Signora musim lalu. Di sisi lain, tim ini bukan tanpa hal baik, dengan kembalinya si anak hilang Sebastian Giovinco, hadirnya Mauricio Isla serta defender kuat gratisan dari Internazionale, Lucio, akan menambah kuat skuad Andrea Pirlo cs. Kuat di segala lini masih menjadi keunggulan Juventus. Mempertahankan Scudetto kembali bukanlah hal yang tidak mungkin tejadi. So, blow the horn, Juventini..!

AC Milan

Kehilangan Scudetto musim lalu jelas jadi PR besar bagi Massimiliano Allegri musim ini. Ditinggal Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva yang dijarah oleh PSG serta hilangnya pemain veteran macam Clarence Seeedorf, “Pippo” Inzaghi, Mark van Bommel jelas semakin melucuti kekuatan AC Milan musim ini. Kesulitan financial Milan musim ini juga menjadi sinyal buruk kekuatan Milan di transfer window musim panas ini. Praktis hanya Ricardo Montolivo yang didapat gratisan dari Fiorentina yang akan memperkuat lini tengah AC Milan musim ini. Di samping segala mimpi buruk Milan musim ini, Milan tetaplah Milan, tim dengan mental juara yang tinggi. Hengkangnya nama tenar Milan jelas akan melecut pemain yang selama ini terpinggirkan maca Stephan El-Sharaawy, Emanuelson, dan Robinho. Belum lagi ada Antonio Nocerino dan Kevin Prince Boateng yang senantiasa tampil mengejutkan. Milan yang lebih segar siap menantang semua lawan musim ini.

Internazionale

Mendapat Antonio Cassano yang dibarter dari Milan, jelas menguntungkan Internazionale. Bersama Rodrigo Palacio dan Diego Milito, lini depan Il Nerazzuri siap menjadi lini depan yang haus gol musim ini. Hadirnya Samir Handanovic serta Matias Silvestre pun akan menambah kekuatan lini pertahanan Internazionale musim ini. Lini tengah masih akan di handle oleh Wesley Sneijder. Problem besar La Beneamata mungkin hanya inkonsistensi dari Andrea Stramaccioni. Pelatih muda ini masih belum menunjukkan greget yang menjanjikan publik Italia. Jika saja Stramaccioni berhasil meraih kemenangan demi kemenangan serta permainan yang konsisten, scudetto bukan hal yang mustahil bagi Il Nerazzuri. Jadi, apakah biru hitam akan kembali mewarnai langit Italia? Kita tunggu saja.

Napoli

Tim yang berhasil kembali naik ke papan atas Serie A setelah mengalami sejarah buruk pasca ditinggal Diego Maradona ini siap kembali menjadi batu sandungan tim papan atas Serie A. Tidak tanggung tanggung, jangankan jadi batu sandungan, mungkin ini saat yang paling tepat bagi Il Partenopei untuk kembali meraih Scudetto yang telah lama lepas dari genggaman mereka. Ditinggal Ezeqiel Lavezzi jelas akan merusak kombinasi Hamsik-Cavani-Lavezzi yang telah lama digunakan oleh Walter Mazzarri. Namun itu bukan hal yang jadi masalah besar mengingat kembalinya wonderkid Napoli setelah dipinjamkan dari Pescara, Lorenzo Insigne. Penampilan Impresif Insigne di pra musim jelas menjadi pertanda bahwa anak muda yang satu ini siap menjadi solusi hilangnya Lavezzi. Kedatangan Valon Behrami juga nampaknya cukup bagi Napoli untuk mengarungi lautan Serie A musim ini.


AS Roma

Serigala Roma selalu hadir dalam bursa unggulan peraih Scudetto Serie A, namun kadang selalu berakhir dengan inkonsistensi dan peringkat buruk di akhir musim. Namun hal itu tidak mengendurkan semangat Thomas di Benedetto untuk terus melanjutkan proyek revolusi Roma musim ini. Mundurnya Luis Enrique di akhir musim, memuluskan jalan kembalinya Zdenek Zeman ke ibukota. Romantisme pun dimulai. Perombakan besar skuad Roma dijalankan. Pemain veteran digerus satu persatu. David Pizzaro, Juan, Marco Cassetti, Gabriel Heinze, Fabio Simplicio dilepas pindah ke klub lain. Begitupun pemain pemain muda yang tidak jua berkembang macam Jose Angel dan Aleandro Rosi. Sampai akhir jendela transfer masih ada nama Marco Borriello dan Simone Perrotta yang siap dilego atau diputus kontraknya. Dana segar dari pemilik serta hasil penjualan Fabio Borini pun lancar membawa darah baru bagi Roma. Ujungnya jelas dengan hadirnya Mattia Destro dan Frederico Balzarretti ke Olimpico. Serigala siap bangun dari tidur panjangnya untuk mengancam dominasi papan atas Serie A. Romanisti? You’d better prepared!

Udinese

Siapa sangka tim semenjana ini dibawah komando Antonio Di Natale menjadi tim disegani dan masuk ke papan atas Serie A. Kombinasi Francesco Guidolin dan Toto Di Natale masih akan menjadi sentral pergerakan Le Zebrette. Kehilangan Mauricio Isla mungkin akan menjadi penurunan daya permainan La Zebrette. Namun tradisi permainan kolektif siapa tau akan mengejutkan seperti tahun tahun sebelumnya. Atau mungkin, mengejutkan lewat scudetto bisa dilakukan tahun ini? Let’s see.

Lazio

Mengakhiri musim dengan hasil yang tidak bagus dan tidak jelek amat bagi tim sekaliber Lazio, tim ini tetap menjadi pengganggu serius dominasi Serie A dari musim ke musim. Kembalinya Mauro Zarate mungkin akan menambah opsi serangan Lazio. Miroslav Klose, Hernanes juga masih akan menjadi pion utama bagi pelatih baru Vladimir Petkovic. Hasil buruk di awal musim sempat memunculkan sentimen negatif bagi Lazio musim ini. Namun, jika masih bisa mengulang bagaimana menjungkalkan Roma di derby della capitale musim lalu, bukan berarti Lazio bisa diremehkan. So, lihat apa yang bisa diperbuat Gli Aquilotti musim ini.

Fiorentina

Siapa yang tidak kenal Rui Costa, Enrico Chiesa, Gabriel Omar Batistuta, Luca Toni hingga Alberto Gilardino? Semua adalah lulusan dari klub peraih 2 kali Scudetto ini. Sempat mengalami mimpi buruk bubarnya tim ini di medio 2000-an akibat lilitan hutang, Diego Della Valle perlahan melakukan reinkarnasi bagi Fiorentina. Musim ini, La Viola siap disegani dengan hadirnya Allenatore baru Vincenzo Montella yang musim lalu berhasil melambungkan permainan Catania. Mantan bintang AS Roma yang filosofi melatihnya menggunakan mazhab Roma era Spalletti ini siap membangkitkan Fiorentina menjadi tim yang kembali disegani di Serie A. Membawa nama nama menjanjikan seperti Borja Valero, Gonzalo Rogriguez, Alberto Aquilani hingga David Pizzarro, La Viola jelas mengkhawatirkan tim papan atas Serie A. Bukan tidak mungkin, Fiorentina bisa mengikuti jejak Napoli dalam menghidupkan kembali sejarah yang hilang. Can’t wait..!

EPL Starts..!


Musim baru, atmosfir baru, adrenalin baru.


Liga paling kompetitif sejagat raya ini akhirnya kembali dimulai. 19 tim siap mengganggu kedigdayaan Manchester City musim lalu ketika memenangi EPL di detik detik akhir pertandingan. Siapa yang paling bernafsu? Jelas kompetitor utama merka, sebutlah Chelsea, Manchester United dan kawan kawan. Melihat apa yang telah dipersiapkan para manager setiap tim sampai dengan bergulirnya pekan pertama, bukan tidak mungkin, musim ini jadi musim EPL paling seru. Enjoy..!

Sayangnya tulisan ini dibuat ketika pekan pertama telah usai, alhasil analisis pekan pertama pun dimasukkan untuk menambah bobot penilaian tiap tim untuk mengarungi musim ini. Tercatat, dalam prediksi saya, ada 6 tim kandidat juara serta 2 tim kandidat kuda hitam yang akan meramaikan EPL musim ini. Berikut ulasannya.

Manchester City
Bagaimanapun hasil pra musim dan aktivitas transfer-nya, yang namanya juara bertahan, wajib hukumnya untuk diunggulkan. Bagaimanapun Jack Rodwell tetaplah pemain yang cemerlang, namun untuk menghentikan MU dengan RvP dan Kagawa-nya pembelian itu saja tidak cukup, sudah saatnya mencari alternatif bagi David Silva, Yaya Toure serta Sergio Aguero (yang mengalami cedera di pekan pertama) untuk mengatasi masalah utama City yaitu sulitnya mencari pemecah kebuntuan. Buktinya jelas, andai saja Dzeko dan Aguero tidak mencetak gol di laga terakhir musim lalu,akankah City se-dipertimbangkan ini?
Kartu As? Roberto Mancini dan otaknya. Kombinasi meredam ego pemain dengan skill di atas rata rata mutlak sangat dibutuhkan.

Manchester United.

Sir Alex jelas ingin mencari momentum untuk mengakhiri karirnya dengan cara yang baik. Gelar EPL tentunya. Bukti terlihat jelas di aktivitas bursa transfer MU musim panas ini. Pembelian Shinji Kagawa dan Robin van Persie adalah bukti nyata Fergie butuh secepatnya meraih gelar lagi. Tradisi mencari bintang muda untuk diorbitkan seperti Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, Chicarito, praktis hanya ada pada diri Nick Powell.  Probabilitas juara tetap terbuka lebar walaupun tersandung oleh Everton di pekan pertama. Beberapa kemungkinan penghalang MU meraih gelar adalah blunder kiper, minim stok lini belakang dan blunder Fergie. Semoga saja Ferge tidak lagi bertindak konyol dengan memakai formasi aneh di pertandingan penting. Good luck Fergie’s babes!

Chelsea

Mengakhiri musim di peringkat 6 jelas mimpi buruk bagi Frank Lampard cs. Tapi suka tidak suka, mereka mengakhiri musim sebagai Champions of Europe. Juara Liga Champion. Gelar tersebut cukup untuk menjadikan mereka unggulan musim ini. Lupakan hasil pra musim Chelsea, lihat bagaimana 2 pertandingan awal EPL mereka sapu bersih secara meyakinkan.  Konsistensi penampilan jelas akan membawa mereka kepada gelar yang sempat luput dari genggaman. Beberapa poin penting yang harus diwaspadai The Blues jelas sang pelatih mereka sendiri, Roberto Di Matteo. Rawannya pemecatan di tengah musim seperti yang diterima AVB akibat inkonsistensi di tengah guliran liga jelas sangat mengancam. Apalagi sentimen negatif “lucky Roberto” dalam meraih Liga Champion musim lalu. Di sisi lain, hadirnya rudal-rudal baru seperti Eden Hazard, Oscar serta Marko Marin akan semakin memudahkan Juan Mata dalam menggedor pertahanan tim lawan. Will the blue flag keep on flying high? Just see then.

Arsenal

Well, membuka musim dengan kabar buruk hilangnya kapten mereka Robin van Persie serta kompratriotnya Alex Song, tak elok nampaknya jika para fans The Gunners larut dalam kesedihan. Memang Arsenal telah menghadirkan Lukas Podolski, Oliver Giroud serta Santi Cazorla musim panas ini, namun semua pasti sadar jika otak wenger ditambah skuad sekarang saja tidak cukup untuk membawa Arsenal ke jalur juara. Butuh setidaknya 2-3 amunisi anyar dengan nama besar untuk setidaknya menakut-nakuti Chelsea dan duo Manchester. Andai tidak ada lagi amunisi baru, nampaknya fans arsenal harus kembali bersabar untuk mencicipi gelar kembali. Menjadi pelengkap 4 besar, masuk liga champion mungkin capaian realistis bagi mereka.

Liverpool

Sulit rasanya melupakan The Reds dalam persaingan juara walapun secara historis dalam beberapa tahun terakhir mereka mengalami masa masa kelam. Hadirnya Brendan Rodgers serta pembelian pembelian yang cukup signifikan dipercaya dapat membuat Liverpool menjadi lebih tangguh dari sebelumnya. Joe Allen dan Fabio Borini adalah 2 nama amunisi muda The Anfield’s Gank yang dipercaya Brendan Rodgers untuk menaikkan kembali nama besar Liverpool. Masih harus menunggu sampai akhir penutupan jendela transfer untuk memastikan apakah Liverpool dapat berbuat banyak musim ini. Andai saja Nuri Sahin dan Clint Dempsey berhasil didatangkan, 4 besar bukan tidak mungkin kembali ke tangan mereka. Kartu as? Masih pada diri Luis Suarez.

Tottenham Hotspurs

Beberapa musim terakhir di tangan asuhan Harry Redknapp, Spurs menjelma menjadi raksasa menakutkan dari London Utara. Kali ini, Spurs mencoba membuat dinasti baru dengan suntikan dana segar serta pelatih baru Andres Villas Boas. Masih banyak orang percaya bahwa AVB adalah pelatih yang baik namun sayangnya tekanan di Chelsea terlalu kuat sehingga ia harus mengakhiri musim pertamanya di Stamford Bridge dengan noda buruk. Kini, dengan tim yang memiliki reputasi sedikit di bawah Chelsea, harapannya AVB bisa all out dalam membawa hasil positif bagi Tottenham Hotspurs. Gylfi Sigurdsson menjadi amunisi baru yang siap mengobati kemungkinan hengkangnya Luka Modric. Mengandalkan Kombinasi Bale – Lennon di kedua sayap ditambah sokongan Kyle Walker dan Benoit Assou Ekotto, praktis Tottenham masih Tottenham yang penuh dengan kecepatan. Sampai transfer window berakhir, Spurs tetap butuh amunisi baru untuk lebih kencang musim ini.

So, kemungkinan besar juara EPL musim ini masih akan tidak jauh dari 6 tim di atas. Namun jangan lupakan Everton dengan Marouanne Fellaini-nya serta Newcastle dengan Alan Pardew-nya. Keduanya berhasil menjungkalkan United dan Spurs di pertandingan pekan pertama. Well, selamat menikmati musim baru, atmosfir baru, serta adrenalin baru. Enjoy the season..!

Rabu, 11 Juli 2012

Menuju DKI I. Apa yang (telah/akan) terjadi?


Waktu menunjukkan pukul 23.35. Baru pulang abis nonton dan makan bareng with Dhini, Ijul, Anis, Ilham, Gon. Badan cape tapi ada yang langsung gue cek ketika sampe rumah. Hasil Quick Count DKI 1. Thanks buat beberapa temen gue yg ngasih tau hasil sementara via twitter, gue juga langsung cek berbagai berita dan hasilnya semua ga jauh beda. Hasil akhirkah? Biasanya sih begitu.. haha

Oke. Sebelumnya gue ingin tegasin lagi seberapa penting dan buat apa gue ngomongin hal ini. Gue orang Depok, bukan pemilih, buat apa ngomong? Hello~ Depok mepet Jakarta boy. Kota satelit dari Jakarta. Rabu ini libur pilkada untuk Jakarta, tapi margo penuh. It means? Simpulin sendiri aja. Atas kepentingan itu + label ibukota/kota penting dsb gue pengen banget ngebahas hal ini.

Oke. Kita review dulu apa yang gue tulis tadi pagi di twitter gue. Gue prediksi unggulan buat DKI 1.
1. Foke. Incumbent. Kenapa masih jago? Jelas iming iming ke birokrat. Siapa yang ga mau gaji naik? Pemilih? Mereka yang puas gajinya naik di jaman Foke, yang dapet ini itu dsb. Jelas ini masih besar.
2. Jokowi. Why? Gue 2x dateng ke seminar Jokowi di UI. Luar biasa cara penyampaiannya, sederhana, blow up fakta yang jelas, dsb. Saat ia jadi walikota Solo keberhasilan sangat jelas. Kalau saja semua orang bisa liat keberhasilan Jokowi? Siapa yang ga kepincut milih dia? Gue aja pengen dia jadi walikota Depok. #ups. Karakter kampanye Jokowi sangat down to earth. Sangat ngincer pedagang dan rakyat kecil yang jelas banyak (menengah ke bawah juga). Asumsikan Jokowi ngasih tau keberhasilannya ke mereka?bisa dipastikan suara mereka ke kubu Jokowi. Kandidat pesaing kuat.
3. Hidayat Nur Wahid (HNW). PKS. Kalo PKS udah jadi alasan, cukuplah seorang kandidat dapet suara banyak. Jelas pendukung loyal, sangat loyal, kantong suara PKS akan bergerak sama sama ke satu kubu, solid. Jelas ga akan sampe 40an% kayak 2007. Tapi tetap besar. Selain Depok, Jakarta juga basis PKS soalnya. Akademisi ke Didik J.Racbini? Hem. Kita masih punya Faisal Basri.
4. Faisal Basri. Ini gila. Independen tapi gue prediksi bisa ngejutin. Lewat Pandji, Glenn Fredly, Ernest, Tompi dsb, mereka mengusung non-partai, pro perubahan. Kubu ini incarannya ga main main, orang orang golput. Socmed, blog, youtube dihajar abis. Underdog. Sayang isu mereka bakal dibantai di DPRD sangat mengganggu masyarakat rasional untuk memilih.
5-6. Alex Nurdin-Hendardji. Terserah mereka mau ke 5 atau 6. Ga cukup menonjol. Alex Nurdin bikin sekolah gratis di Sumsel? Hedeeehh.. sekolah gratis udah banyak kalee.. bukan prestasiii.. malah kasus korupsinya sangat mengganggu para pemilih. Hendradji? Independent ga punya target suara. Gue awalnya ngira keberadaan dia cuma buat mecah dukungan terhadap suatu kubu. Wallahu alam bis sawwab.

Hasil Quick Count:



This is it. Disini terlihat bahwa pemilih rasional bener bener ngambil andil. Sejak kapan PDIP-Gerindra punya basis di Jakarta? Ini jelas bukan suara basis partai. Ini jelas pemilih rasional penasaran dengan Jokowi dan ingin memberikan kepercayaan lebih. Hasilnya? Banjir suara ke Jokowi sampai 40%. Luar biasa!
Foke? Standar. Kemungkinan emang segitu perkiraan gue. Cuma punya basis birokrat dan orang-orang yang dapet rasa nyaman 5 tahun ke belakang, jelas ini lumayan. Masalah etnis betawi udah ga jadi pertimbangan. Atau pertimbangan ini yang bikin suara Faisal Basri cukup tinggi nyaris 5% berkat bang Biem benyamin yang notabene betawi. Hilanglah sebagian dari 50%an suara 2007 itu.
HNW? Yap. Gue bilang juga apa. PKS basis-nya besar kan? 11%an? Firasat gue bersihnya 10% tuh murni orang PKS yang sangat super loyal, sisanya mungkin floating votes pemilih rasional. Buat mereka yang sadar politik, menggunakan HNW yang notabene maennya tingkat nasional (mantan Ketua MPR) untuk balapan di tingkat Gubernur bikin PKS agak kelihatan glory hunter abis+kebakaran jenggot gara gara ga punya calon lain selain HNW. Sayang udah pake emergency plan, tetep aja kalah. Sayang beribu sayang. Kaderisasi PKS harus lebih tegas. Melakukan pembibitan pemimpin yang super. Kualitas bukan kuantitas, bung.
Faisal Basri. Yap. Followers pandji tuh ga sampe 250.000, ga semuanya orang Jakarta juga, jelas ga signifikan untuk ngangkat sampe putaran kedua. Tapi 5%? It was a very very good effort! Tandanya independen berhasil membuktikan (kalo kata pandji) lebih oke dari Golkar. 5% ini ngeliat banget kalo Faisal Basri bawa tekad yang kuat bahkan sampe kategori gila yang bikin pemilih rasional tertarik terhadap nekad-nya Faisal Basri. Andai saja nih, andai, Jokowi ga ikut pilkada, pemilih rasional pasti kesini (atau HNW). Sayang isu dibantai di DPRD terlalu besarr.sangat besar dan kelewat besar menggerus potensi suara tim ini.
Alex Nurdin-Hendardji? Cukup ya. Gausah dikomentarin. Ga seru. Haha.

Okay, then what’s next?
Jokowi vs Foke di putaran kedua. Ada 2 hal yang berpengaruh terhadap suara di putaran kedua.
1. Suara PKS 2. Sisa sisa pemilih rasional.
Sisa sisa pemilih rasional kemungkinan besar bakal ke Jokowi. Tagline tetep. #asalbukanfoke #asalbukankumis. Atau malah pemilih rasional akan golput. Foke senang. Haha
Lalu suara PKS? Kenapa penting? karena merka bergerak bareng2. Kalo aja bener PKS dukung Jokowi, Tamat sudah Foke di Jakarta. Tapi kalo PKS milih Foke, Game on! Selisih bakal tipis, tinggal bagaimana kampanye dimaksimalkan. Meraih sisa sisa suara yang tercecer.
So, kalo fix putaran kedua. Bersiaplah warga Jakarta. Game on. Keduanya punya resiko. Tinggal pilih mau resiko yang kayak gimana? Lambat seperti 5tahun terakhir, atau tangan Mega-Prabaowo muncul di Jakarta.
Pray for the best..!
Regards,
Andhika PP

Sabtu, 07 Juli 2012

Tanggung Jawab Pembangunan Hijau


Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Dunia yang mengangkat masalah lingkungan digelar di Rio de Janeiro, Brazil, tepat 20 tahun KTT Bumi yang juga diselenggarakan di tempat yang sama. Isu lingkungan kembali muncul melihat di berbagai belahan bumi terjadi ketidakmenentuan iklim dan peningkatan kuantitas bencana alam. Hal ini menimbulkan sebuah tuntutan bagi para pemangku kebijakan  dunia untuk merumuskan sebuah kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan.

Lingkungan seolah menjadi sebuah trade-off besar terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat hingga sekarang memiliki titik tolak utama yaitu revolusi industri. Revolusi industri membuat kecepatan peradaban semakin pesat dan ekonomi melaju kencang. Sayangnya, limbah serta polusi yang dihasilkan sebagai bentuk eksternalitas negatif dari revolusi industri membuat lingkungan menjadi korban utama. Akumulasi tersebut membawa kita pada era perubahan iklim ekstrim seperti sekarang ini.

Sampai detik ini, kecepatan pertumbuhan teknologi ramah lingkungan masih tertinggal dari kecepatan pertumbuhan industri konvensional yang mengeluarkan banyak polusi dan limbah, sehingga fenomena penyelamatan lingkungan masih hanya sebatas mengurangi laju pertumbuhan polusi bukan mengurangi polusi secara keseluruhan. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian utama para pemangku kebijakan yang berunding di KTT+20,Rio de Janeiro 2012. Harapannya adalah munculnya sebuah formula yang dapat membuat akumulasi total polusi berkurang, bukan hanya sekedar mengurangi laju pertumbuhannya.

Dengan dibawanya isu ini diharapkan para pemimpin dunia dapat mendesak negara negara industri segera mengurangi ekspansi industrialisasinya yang tidak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan. Karena bagaimanapun membiarkan negara negara industri untuk terus melakukan industrialisasi dan hanya mengandalkan negara tropis untuk memperbaiki alamnya hanya akan membuat perbaikan lingkungan semakin menjauhi kata berhasil.

Perbaikan kelestarian alam jangan sampai hanya menjadi tanggung jawab negara negara tropis, namun bagaimana negara negara industri maju juga ikut bertanggung jawab atas pencemaran yang dilakukan. Wacana vertical gardeningrooftop gardening serta berbagai inovasi penghijauan kota, sudah seharusnya diimplementasikan secara massal demi memperbaiki kualitas lingkungan itu sendiri.

Sudah selayaknya apa yang dialami bumi ini menjadi tanggung jawab seluruh negara baik negara maju maupun berkembang. Keselarasan dalam upaya perbaikan lingkungan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan dari negara maju dan berkembang sangat diperlukan untuk membawa peradaban pembangunan dunia menjadi pembangunan hijau yang berkelanjutan.

Tulisan ini dimuat di Harian Seputar Indonesia kolom Suara Mahasiswa edisi 25 Juni 2012.

Rapor AS Roma 2011/2012 (Part II)


Midfielder :

Daniele De Rossi (6,5)
Entah apa rasanya menjadi Daniele De Rossi musim ini. Kadang bersama Fernando Gago bahu membahu menjadi Anchor Man bagi lini tengah Il Lupi, namun ketika bek Roma krisis, posisi baru pun ia perankan. Central Defender. Sangat wow melihat penampilannya menjadi bek tengah musim ini, namun perannya manjadi jendral lapangan tengah AS Roma musim ini kurang terasa. Entah karena harus berbagi posisi dengan Gago atau karena terlena dengan gaji 6 juta euro per musim yang baru ia teken. Haha. Namun sekali lagi. De Rossi tetaplah De Rossi. Il Futuro Capitano. 6,5 pantas untuk dirinya.
Miralem Pjanic (7)
Mencetak gol spekatakuler lewat tendangan bebas, menjadi playmaker bersama Francesco Totti, dan menjadi dirigen utama Roma ketika Totti absen. Nampaknya kontribusi pemain ini di musim lalu tidak pantas dihargai dengan hanya menempati peringkat 7 klasemen Serie A. Nilai 7 tidak overrated atas apa yang ia kontribusikan. Pemain terbaik Roma musim ini versi gue.
David Pizarro (-)
Andrea Pirlo-nya AS Roma. Sayang tidak mendapat kepercayaan dari Luis Enrique untuk bermain. Dan harus meninggalkan Roma di tengah musim untuk pergi ke Manchester City. Tidak bisa memberikan nilai untuk dirinya karena hanya bermain sedikit musim ini.
Fernando Gago (6,5)
Overall Gago tetaplah Gago. Tidak sekeras dan selugas De Rossi. Defensive Midfielder paling lembut yang pernah gue lihat permainannya. Sisi lugasnya tetap ada, ditambah lagi akurasi umpan umpan langsungnya untuk Fabio Borini di lini depan. Sangat elegan!
Simone Perrotta (-)
Di awal musim sesekali bermain. Di akhir musim pun sempat jadi sub bagi beberapa pemain. Namun tidak ada kontribusi berarti yang dikeluarkan pemain ini. Melihat dari segi umur, nampaknya periode Perrotta memang telah usai.
Leandro Greco (5,9)
Greco. Muda. Cermat. Unik. Namun kelemahannya hanya satu. Membuang buang peluang. Ketenangannya dalam memanfaatkan momentum dipertanyakan melihat beberapa kali permainannya membuat tifosi garuk garuk kepala. Labil dan pusing bagi siapapun pelatihnya untuk memutuskan memainkan Greco atau tidak. Pion judi AS Roma bersama Simplicio.
Fabio Simplicio (6,4)
Simplicio. Pemain ini salah satu pion judi AS Roma. Memainkan dia bisa terjadi dua peluang. Lini tengah yang rapuh, atau dia mencetak gol gol luar biasa nan penting. Selebrasinya yang unik dengan mencium anaknya di tribun, serta berkumpulnya seluruh pemain Roma ketika ia mencetak gol ke gawang Cesena menjadi hiburan bagi para tifosi. 6,4 untuk Simplicio.
Federico Viviani (-)
Kapten tim primavera AS Roma ini sangatlah lugas di lini tengah bagi orang seusianya. Sesekali di panggil ke tim utama untuk menambal bolongnya lini tengah Roma. Viviani tampil cukup baik. Namun tidak bisa dinilai penampilannya mengingat minimnya waktu ia bermain.
Marquinho (6,5)
Dibeli di pertengahan musim. Marquinho nampaknya jadi pemain favorit dari Luis Enrique. Alasannya jelas dia sering membuka celah pertahanan lawan lewat tendangan kerasnya. Simplicio berhasil mencetak gol indah usai kiper menahan tendangan Marquinho saat melawan Cesena. Namun sayangnya belum ada tendangan kaki kirinya yang membuahkan gol. Hanya beberapa sundulannya yang berhasil menggetarkan jala lawan. 6,5 pantas bagi Marquinho.

Attacker :

Erik Lamela (6,5)
Erik Lamela dibeli dengan harga yang sangat mahal di awal musim, ekspektasi pun besar. Memang tidak mulus hasilnya, namun di beberapa kesempatan skill individunya membuat tifosi kagum padanya. Debutnya berhasil membuat gol. Tendangan bebasnya yang menjadi gol sangat luar biasa saat melawan Lecce.  Skill Messi KW-nya juga tidak jelek jelek amat. Namun kegagalannya menjadi Trequartista seperti saat ia di River Plate dulu mengurangi nilai tambah dirinya. 6,5 cukup bagi dirinya.
Fabio Borini (6,5)
Borini tampil mengejutkan dengan mencetak strike gol di beberapa pertandingan. Namun ia memiliki beberapa kekurangan. Tidak bisa lama lama menguasai bola, sulit meliuk seperti Bojan, praktis hanya menjadi striker opportunis. Namun gol tetaplah gol. Borini masih muda dan dapat diasah untuk jadi striker kelas dunia. 6,5 pantas untuk dirinya.
Pablo Daniel Osvaldo (6,2)
Osvaldo pemain yang kuat, memiliki tendangan keras, dan emosional. Namun tipikal bermainnya tidak disukai beberapa tifosi AS Roma. Alhasil banyak gol yang dicetaknya pun hanya menambah pro kontra dari tifosi AS Roma. Jumlah tendangan melencengnya pun jauh lebih banyak dari gol-nya. Mungkin agak subjektif, namun Osvaldo hanya mendapat nilai 6,2 dari gue.
Bojan Krkic (6,4)
Pemain binaan La Masia yang kehilangan posisinya di Barcelona ini hijrah ke AS Roma mengikuti Luis Enrique. Permainannya bisa dikatakan sedang sedang saja untuk kategori pemain yang membawa embel embel eks Barcelona. Tidak menjadi solusi lini depan AS Roma, walaupun sesekali mencetak gol gol yang cukup apik melalui kakinya. 6,5 terlalu tinggi bagi Bojan. 6,4 gue rasa cukup.
Giammario Piscitella (-)
Pemain primavera ini bermain menawan ketika Luis Enrique memasukkan dirinya menjadi sub di sebuah pertandingan (lupa lawan siapa). Bermain apik untuk seorang primavera seperti dirinya. Tak ada nilai yang bisa diberikan untuk dirinya.
Gadji Junior Tallo (-)
Sama seperti Piscitella, Tallo bermain jadi sub di satu pertandingan lalu membuat assist yang diteruskan Simplicio (kalo ga salah) menjadi sebuah gol. Di Primavera ia bersama Nico Lopez adalah goal getter andalan AS Roma.
Marco Borriello (-)
Bermain apik musim lalu ketika Roma ditangani Claudio Ranieri. Namun di tangan Luis Enrique ia bak hilang di telan bumi. Tidak sesuai dengan skema yang dibawa Luis Enrique, praktis Borriello hanya bermain di beberapa pertandingan AS Roma. Pada jendela transfer musim dingin, ia harus rela dipinjamkan ke Juventus.

Francesco Totti (6,5)
Tidak ada yang bisa menggantikan simbol kota Roma yang satu ini. Il Capitano Francesco Totti. Sempat beberapa kali mengalami cedera musim ini, Totti sangat apik memainkan peran yang lama tak ia perankan, Trequartista. Menjadi pengalir bola dari kiri ke kanan, belakang ke depan, dan juga mencetak gol penting bagi AS Roma di beberapa pertandingan, nampaknya kalimat No Totti No Party masih belum bisa ditinggalkan serigala Roma.

Momen setelah Simplicio mencetak gol ke gawan Cesena. Best moment for this season.
Overall
yap secara keseluruhan peringkat 7 bukanlah hadiah yang tepat bagi Il Giallorossi yang sedang berusaha membuat sebuah revolusi besar. Mundurnya Luis Enrique pun membuat proyek ini seolah mengulang kembali dari nol. Akankah Zdenek Zeman sebagai allenatore baru Roma dapat membuat sebuah perubahan signifikan yang bermuara pada Scudetto? Can't wait..!

Rapor AS Roma 2011/2012 (Part I)


Sebagai tifosi AS Roma semenjak terkahir kali mendapat Scudetto di tahun 2001, kerinduan akan indahnya mengecap campeone d’italia menjadi kerinduan terbesar gue. Tak ayal, tiap tahun selalu muncul harapan dan evaluasi dari kasat mata seorang tifosi terhadap apa yang baik dan apa yang buruk. Begitupun untuk musim terakhir, AS Roma dibawah allenatore baru, dan pemilik baru. Revolusi Roma? Berhasilkah?
Berikut adalah ulasan ringkas mengenai performa tiap pemain/pelatih AS Roma musim 2011/2012.

Allenatore : Luis Enrique (6)

Ditunjuk sebagai pelatih anyar Roma di awal musim dengan membawa predikat mantan pelatih tim Barcelona B. Luis Enrique digadang gadang mampu memberikan warna baru permainan AS Roma. Gaya bermain indah di era Spalletti diharapkan datang kembali. Wacana hadirnya tiki-taka ala Italia pun muncul. Namun apa hasilnya? Inkonsistensi.
Ya. Roma di tangan Luis Enrique masih seperti Roma beberapa tahun terakhir. Roma yang sangat konsisten terhadap inkonsistensi-nya di setiap pertandingan. Bagaimana tidak? Roma begitu perkasanya membungkam Internazionale 4-1, mendekap Napoli 3-1 dan menguasai AC Milan di awal musim walaupun  berakhir 2-2, sementara di sisi lain harus takluk di kualifikasi Liga Eropa dari Slovan Bratislava, dibungkam Lecce 4-2, dan kalah dua kali di partai Derby della Capitale. Pemilihan pemain pun dirasa sangat aneh, melupakan seorang Marco Borriello, mempercayakan Marco Cassetti di lini belakang di awal musim, kegagalan memasang Erik Lamela sebagai Trequartista, hingga percobaan-percobaan yang selalu berubah dari pertandingan ke pertandingan. Yang nampak hanyalah 1 musim AS Roma yang tidak memiliki jalan terang ke tangga Scudetto, justru seolah tiap pertandingan adalah friendly match, padahal target sangat jelas, Revolusi Roma. Permainan tiki taka pun hanya jadi wacana ketika sadar bahwa kreativitas tidak muncul di lini tengah, pemain tidak di manage untuk membuat celah, namun menunggu datangnya celah. Itulah mengapa Roma dibantai Juventus di akhir musim.
Melihat ketidak stabilan tersebut dan keputusan untuk mengundurkan diri di akhir musim, nilai 6 cukup bagi sang allenatore.

Goalkeeper :

Maarten Stekelenburg (6,5)
Ingin rasanya memberikan nilai lebih baik untuk kiper utama timnas Belanda ini, namun banyaknya gol yang bersarang tidak dapat dielakkan. Memang agak naif menyalahkan seorang kiper. Performa lini pertahanan yang buruk lah yang jadi kambing hitam kegagalan Stek dalam menjaga gawangnya. Praktis kegagalan terbesar Stek hanyalah ketidak tenangan dalam menghadapi Ibrahimovic. 6,5 saya rasa pantas bagi seorang Stek. See you next season, Stek!
Bogdant Lobont (6,5)
Menjadi pengganti Stek yang cedera, Bogdant Lobont tampil luar biasa. Namun bek kembali jadi sorotan, tak ayal gawang pun bobol juga. Kegigihannya dalam melapis Stek pantas diganjar nilai yang sama dengan Stek, 6,5.
Gianluca Curci (5,5)
Tampil sangat sedikit hanya dapat dihitung dengan jari, performa kiper asli Roma ini pun dapat dipertanyakan. Saya melihat dia hanya seperti mantan kiper Roma, Doni. Penuh Inkonsistensi.

Defender :

Nicolas Burdisso (6)
Bek terbaik AS Roma musim ini. Namun sayang, cedera di pertengahan musim yang menyebabkannya absen hingga akhir musim membuat dirinya tidak dapat berkontribusi banyak untuk AS Roma msuim ini. Efeknya jelas terasa bagi AS Roma, kerapuhan di lini belakang. Lalu bagaimana penampilannya musim ini? Nilai 6 masih pantas bagi dirinya karena kegigihan saat Roma menghadapi Milan di paruh musim pertama.
Simon Kjaer (5,7)
Menjadi andalan di banyak pertandingan akibat cederanya Nicolas Burdisso dan Juan secara bergantian, Kjaer masih diselimuti inkonsistensi. Sering menahan tendangan striker lawan, namun sering juga kewalahan dalam menebak pergerakan lawan, sampai akhir musim pun praktis hal tersebut sangat sering terjadi, tak ayal sampai detik ini manajemen Roma bingung apakah akan menebus pinjaman Kjaer atau justru melepasnya.
Cicinho (5,3)
Mantan pemain Real Madrid ini jelas telah habis masa orbitnya. Di era Spalletti dia masih sering jadi pahlawan dan muncul ke permukaan, namun di umur yang sudah kepala 3, tak ayal permainan melambat, badanpun tidak seramping dulu. Praktis hanya dipercaya bermain beberapa pertandingan, tetap disiplin, tetap ala Cicinho, namun dengan versi lebih lambat dan tidak selugas dulu. 5,3 cukup pantas baginya.
Jose Angel (5,6)
Pemain muda, anyar, berasal dari Sporting Gijon, sempat digadang gadang menjadi wing back yang hebat di awal musim. Namun karakter permainannya justru melambat di Italia. Menjadi salah satu bek sayap muda dengan pelepasan umpan terbanyak di Spanyol musim lalu, musim ini sangat jarang terlihat ia melepaskan umpan. Pemain ini lebih banyak menyisir lewat sayap kiri, lalu kembali mundur ke belakang. Inilah mengapa jarang sekali ada umpan umpan silang Roma dari sayap kiri.
Juan (5,8)
Bek veteran Roma ini masih menjadi andalan Roma. Masih lugas, masih kuat dan cermat membaca pergerakan lawan, namun kecepatannya jadi masalah, di tambah mengalami cedera di pertengahan musim, praktis Juan menjadi salah satu aktor keterpurukan pertahanan Roma musim ini.
Aleandro Rosi (5,9)
Setidaknya spirit yang ditujukan pemain berumur 24 tahun ini cukup melegakan tifosi Roma. Naik  turun di sisi kanan AS Roma membuat sisi kanan Roma lebih hidup dari sisi kirinya. Namun penampilannya masih belum bisa dikatakan baik, labil dalam akurasi umpan, fisik yang mudah kelelahan diatas menit 70, serta keputusannya untuk sering melakukan tembakan langsung yang tidak menepati sasaran membuat nilai 5,9 hanya pantas untuk dirinya.
Rodrigo Taddei (6)
Datang ke AS Roma untuk bermain di posisi winger dan membuktikan ketajamannya di masa mudanya, jelas sekali perbedaan Taddei biasanya dengan Taddei musim ini. Enrique selalu menempatkan Taddei sebagai wing back untuk bergantian mengisi plot Jose Angel ataupun Aleandro Rosi. Sangat kuat dalam melakukan penyerangan, namun sering keteteran dalam bertahan. Nilai 6 layak untuk pemain veteran yang satu ini.
Marco Cassetti (5)
Cassetti telah habis. Tidak ada lagi Marco Cassetti selugas dulu ketika berkompatriot dengan Max Tonetto sebagai dua wing back andalan Roma. Yang tersisa di musim ini hanyalah lambat, ceroboh, emosional. Bobroknya AS Roma di tangan Fiorentina menjadi bukti jelas mengapa tidak seharusnya Cassetti bermain musim ini.
Gabriel Heinze (5,8)
Memutuskan ia mendapat 5,8 atau 5,9 sangatlah sulit. Di satu sisi ia bermain baik dengan membimbing Daniele De Rossi saat menjadi bek. Sesekali juga sangat lugas menahan serangan lawan. Namun tidak jarang pula kalah dalam perebutan bola, hilang bola dan lain sebagainya. Mantan pemain Manchester United dan Real Madrid ini pun rasanyan hanya pantas mendapat nilai 5,8

Bersambung ke part II

Jumat, 06 Juli 2012

Memutuskan untuk Memulai (lagi)

Judul diatas cukup untuk mewakilkan isi dari apa yang bakal gue tulis disini. Kembali masuk ke dunia blog setelah dulu pernah melakukannya di sini . Link di samping adalah blog gue dari 2008-2011, periode SMA, periode labil, periode yang bagi gue terlalu lucu buat dibaca ulang. Emosi bertebaran, analisis minim, curhat terlalu banyak. Haha. But it was an unexplainable experience lah yaa, bingung mau dijelasin gimana.

Hasrat menulis itu muncul di akhir SMP dan awal SMA. Lalu gue iseng bikin blog. as simple as that. Liat aja postingannya, di 2008 numpuk, sementara 2009,2010,2011 bisa dihitung dengan hitungan jari. Kalo dibaca ngurut juga aneh dalam tata bahasa. Terlihat banget bahasa anak kelas X, anak kelas XI dan anak kelas XII. Time flies. :')

Di balik kata kata gue diatas yang sok formal, sok beda sama blog yang dulu, gue masih Dhika yang sama. Andhika Putra Pratama. Yang gitu gitu aja, ga kurang ga lebih. Di blog yang sekarang gue akan meminimalisir tulisan mengenai diri sendiri, lebih banyak tentang pendapat gue tentang sesuatu dari mata gue, otak gue, dan hati gue. Cieee.. haha.

Oiya, target gue adalah minimal 52 posting per tahun, it means sekali/minggu. Semoga tercapai.

Akhir kata jangan terlalu expect banyak terhadap blog ini. Semoga menginspirasi. Ambil yang baik, tinggalin yang buruk. :')